PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai Rp21,46 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 2,64% dibandingkan dengan laba yang diraih pada tahun sebelumnya, yaitu Rp20,9 triliun. Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari berbagai faktor pendorong, terutama yang berkaitan dengan transformasi digital yang tengah dilakukan perusahaan.
Salah satu penopang utama laba BNI pada tahun 2024 adalah pertumbuhan nilai tabungan yang mengalami peningkatan signifikan, yakni sebesar 11%. Nilai total tabungan BNI melonjak dari Rp232 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp258 triliun pada 2024. “Kemampuan BNI menjaga pertumbuhan tabungan di tengah tantangan likuiditas mencerminkan daya saing perusahaan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi, baik domestik maupun global,” ungkap Royke dalam paparan kinerja BNI secara virtual.
Transformasi digital yang dilakukan oleh bank pelat merah ini ditandai dengan peluncuran aplikasi perbankan bernama wondr by BNI untuk segmen ritel, serta aplikasi BNIdirect untuk segmen korporasi. Dua aplikasi ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan efisiensi layanan serta memperluas basis nasabah. Wakil Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menjelaskan bahwa penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BNI mencapai Rp805,5 triliun pada tahun 2024, dan pertumbuhan nilai tabungan meningkat secara signifikan pada semester kedua setelah peluncuran aplikasi tersebut.
Sejak diluncurkan pada 5 Juli 2024, aplikasi wondr by BNI telah menarik perhatian masyarakat dan berhasil memikat 5,3 juta pengguna hingga akhir Desember 2024. Dalam waktu kurang dari enam bulan, transaksi perbankan melalui aplikasi tersebut tercatat mencapai Rp191 triliun dengan 195 juta transaksi. Peningkatan transaksi ini berkontribusi terhadap kenaikan non-interest income (NII) BNI yang terangkat sebesar 11,9% secara tahunan, dengan total mencapai Rp24,04 triliun.
Tren positif juga terlihat pada aplikasi BNIdirect, di mana nilai transaksi mencapai Rp7.931 triliun, dengan jumlah transaksi mencapai 1,2 miliar. Pengguna BNIdirect juga mengalami pertumbuhan, mencapai 173 ribu orang, meningkat 15% dibandingkan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan tujuan BNI yang menargetkan peningkatan rekening giro transaksional menjadi 72% dari total rekening giro, setelah sebelumnya hanya 66% pada tahun 2023.
Dalam aspek fungsi intermediasi, BNI mencatatkan penyaluran kredit mencapai Rp775,87 triliun, meningkat 11,62% dari tahun sebelumnya. Kualitas kredit BNI tampak baik, dengan rasio non-performing loan (NPL) net sebesar 0,74% dan NPL gross turun menjadi 1,97%. Selain itu, aset BNI juga menunjukkan pertumbuhan yang positif, naik 3,95% menjadi Rp1.124,80 triliun per akhir 2024.
Secara keseluruhan, BNI berhasil mempertahankan kinerjanya di tengah tantangan likuiditas yang ada. Capaian laba yang positif mencerminkan strategi perusahaan dalam merespons transformasi digital dan memanfaatkan aplikasi perbankan yang inovatif. Dengan langkah-langkah ini, BNI tidak hanya menunjukkan daya saing yang kuat, tetapi juga menciptakan kepercayaan bagi para nasabah dan pemangku kepentingan untuk terus tumbuh di masa depan.