Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke India pada 25-26 Januari 2025 dipandang sebagai langkah penting dalam memperkuat konsolidasi geopolitik di kawasan Indo-Pasifik. Menurut Darmansjah Djumala, Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Indonesia dan India memiliki kepentingan bersama yang dapat dijadikan modal untuk meningkatkan kerja sama bilateral, terutama di tengah pergeseran ekonomi yang sedang terjadi di Asia.
Djumala menekankan bahwa abad ke-21 menyaksikan pergeseran titik ekonomi global ke kawasan Asia, di mana Tiongkok, India, dan Indonesia sebagai negara besar di ASEAN menjadi pemain kunci. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan relatif tinggi di kedua negara, yang didukung oleh pasar domestik yang luas, membuka peluang bagi mereka untuk berkolaborasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Indo-Pasifik.
“India dan Indonesia yang memiliki potensi besar dalam investasi dan perdagangan dapat menjadi mitra strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi kawasan,” jelas Djumala. Dia juga mencatat pentingnya posisi kedua negara sebagai anggota BRICS yang mempermudah pengembangan kerja sama ekonomi di masa depan.
Dalam konteks sejarah, hubungan Indonesia dan India telah terjalin dengan fondasi yang kuat. Misalnya, saat India menghadapi krisis pangan pada tahun 1946, Indonesia memberikan bantuan berupa 500.000 ton beras. Tindakan ini tidak hanya mencerminkan solidaritas, tetapi juga membantu membangun citra Indonesia di mata dunia.
Kunjungan Presiden Prabowo juga untuk merayakan Hari Republik India yang ke-76 sebagai tamu negara utama. Selama kunjungan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama di sejumlah bidang strategis, mulai dari perdagangan, pariwisata, kesehatan, energi, hingga teknologi digital. Salah satu hasil signifikan dari pertemuan tersebut adalah penandatanganan kesepakatan kerja sama di bidang pertahanan.
Kerja sama pertahanan ini mencakup sektor produksi alutsista, manufaktur, dan keamanan maritim, menjadikannya sangat relevan di tengah situasi geopolitik yang kompleks di Indo-Pasifik, khususnya terkait dengan keamanan di Selat Malaka dan Laut China Selatan. Dengan potensi Indonesia dan India sebagai negara besar, keduanya diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut.
“Kerja sama militer ini tidak hanya penting secara bilateral, tetapi juga sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat konsolidasi kemitraan strategis dalam menghadapi tantangan keamanan yang ada di Indo-Pasifik,” ujar Djumala.
Dalam bahasa yang lebih luas, kunjungan ini bisa menjadi langkah awal bagi penguatan hubungan antara kedua negara, yang sangat diperlukan di tengah dinamika geopolitik yang berkembang. Dengan latar belakang seni diplomasi yang telah terjalin, baik Indonesia maupun India memiliki kapasitas untuk menjadi mitra yang saling menguntungkan dalam berbagai aspek.
Sejak awal, Presiden Prabowo menggarisbawahi pentingnya kerjasama ini, mengingat konteks global dan potensi sumber daya yang dimiliki kedua negara. Membangun hubungan yang lebih kuat antara Indonesia dan India diharapkan tidak hanya akan menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga akan berdampak positif bagi stabilitas kawasan Indo-Pasifik dalam jangka panjang.
Kunjungan ini menandakan komitmen kuat untuk meneguhkan kerja sama yang sudah ada dan menciptakan peluang baru dalam menjaga kepentingan bersama, menjadikan kedua negara semakin penting dalam konfigurasi geopolitik yang ada.