
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) baru-baru ini mengumumkan langkah strategis dengan melaksanakan program pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp3 triliun. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat kepemilikan saham karyawan, tetapi juga mencerminkan kepercayaan BRI terhadap keberlanjutan kinerja jangka panjang mereka. Pembelian kembali saham diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi investor, yang ditunjukkan dengan penguatan harga saham BRI sebesar 1,10% atau 40 poin, menjadi Rp3.670 per saham pada perdagangan sesi pertama hari ini.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa pembelian kembali saham ini telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada 24 Maret 2025. Rencana buyback akan dilaksanakan melalui Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek, baik secara bertahap maupun sekaligus, dengan waktu penyelesaian paling lambat dua belas bulan setelah RUPST. Hendy menekankan bahwa buyback ini adalah langkah awal yang bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan investor.
Dalam mengimplementasikan program buyback, BRI melakukan analisis yang mendalam mengenai kondisi makro ekonomi, baik global maupun domestik. Hal ini mencakup dampak dari kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat serta ketidakpastian arah kebijakan benchmark rate, terutama The Federal Funds Rate (FFR). Hendy menekankan bahwa keputusan untuk melakukan buyback menunjukkan komitmen kuat BRI dalam menjaga kepentingan pemegang saham, terutama di tengah fluktuasi pasar yang mungkin terjadi.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk Pasal 43 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 29/2023, aksi korporasi ini dirancang dengan cermat agar tidak mengganggu kesehatan keuangan BRI. Hendy menyebutkan bahwa buyback ini juga diproyeksikan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja Insan BRILiaN dalam mencapai target perusahaan.
Selama ini, BRI telah melakukan program kepemilikan saham bagi karyawan, direktur, dan dewan komisaris sejak tahun 2015. Program ini bertujuan untuk mendorong keterlibatan dan komitmen semua pihak terkait dalam keberlanjutan peningkatan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Harga saham BRI yang menguat di awal perdagangan mencerminkan respons positif pasar terhadap langkah buyback ini. Investor tampaknya menyambut baik strategi ini, yang diharapkan dapat menstabilkan dan meningkatkan nilai saham di masa depan. Langkah-langkah tersebut menemui dasar yang dibangun pada kekuatan fundamental dan posisi finansial BRI yang solid, meskipun dalam situasi ketidakpastian ekonomi global.
Dengan buyback ini, BRI menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga berkomitmen untuk memaksimalkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham, termasuk karyawan. Di tengah tantangan yang ada, perusahaan tetap optimis dalam mempertahankan kinerjanya dan mendukung inisiatif yang berorientasi pada kesejahteraan seluruh stakeholder.
Serangkaian langkah strategis seperti ini penting dalam menegaskan posisi BRI sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia. Ia berpotensi menjadikan BRI sebagai pilihan investasi yang lebih menarik bagi investor, seiring dengan tekadnya untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah.