![BRIN Jamin Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Riset dan Gaji Pegawai](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/BRIN-Jamin-Efisiensi-Anggaran-Tak-Ganggu-Riset-dan-Gaji-Pegawai.jpg)
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkonfirmasi bahwa langkah efisiensi anggaran yang ditempuh pada 2025 tidak akan mempengaruhi program riset dan inovasi di Indonesia. Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mengungkapkan bahwa meski terjadi pengurangan anggaran sebesar Rp 1,429 triliun—atau setara 24,46 persen dari total anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 5,842 triliun—program prioritas riset tetap berjalan lancar.
BRIN telah menjalankan serangkaian strategi untuk memastikan efisiensi anggaran tidak mengganggu laksanaan kegiatan riset. Hal ini termasuk penyisiran dan simulasi anggaran untuk mengamankan sektor-sektor vital seperti registrasi kekayaan intelektual, operasional laboratorium, serta program riset strategis. Selain itu, upaya untuk mengakuisisi talenta unggul, termasuk dari kalangan diaspora, juga diutamakan.
“Program untuk pencapaian swasembada pangan, energi, kemandirian kesehatan, serta ekonomi berbasis pengetahuan tetap menjadi fokus utama kami dalam agenda nasional. Kami percaya bahwa setiap langkah efisiensi yang diambil tidak akan mengorbankan pencapaian-pencapaian ini,” ujar Handoko dalam siaran pers BRIN.
Selain menjamin keselarasan program riset, Handoko menekankan bahwa anggaran untuk 12 organisasi riset yang berada di bawah BRIN tidak akan mengalami pemotongan. Hal ini sebagai komitmen untuk menjaga kelangsungan penelitian dan inovasi yang telah direncanakan sebelumnya. Operasional fasilitas riset yang bersifat kritikal seperti reaktor nuklir dan laboratorium infeksius pun akan tetap terjaga dengan baik untuk memastikan keamanan dalam pelaksanaan riset.
Satu hal yang menjadi perhatian pegawai adalah gaji mereka. Handoko memastikan bahwa efisiensi anggaran tidak akan berdampak pada pendapatan pegawai, termasuk pemberian gaji ke-13 dan ke-14. Keberlangsungan program mobilitas talenta riset, terutama bagi para ilmuwan dan peneliti yang berasal dari diaspora, juga tetap dipertahankan untuk mendukung ekosistem riset nasional.
Lebih lanjut, untuk mencapai efisiensi tersebut, BRIN telah menghapus beberapa kegiatan yang tidak langsung berdampak pada riset. Beberapa langkah yang diambil meliputi:
– Mengurangi perjalanan dinas luar negeri kecuali untuk kegiatan pengundang atau mobilitas talenta secara selektif.
– Menghilangkan perjalanan dinas dalam negeri yang tidak berhubungan langsung dengan riset, seperti fasilitas untuk pimpinan, paket rapat, dan kegiatan seremonial.
– Melakukan penyesuaian biaya operasional dan mengoptimalkan pendanaan eksternal melalui kerja sama dengan industri dan lembaga pendanaan internasional.
– Menerapkan penyesuaian standar biaya internal untuk seluruh aktivitas di BRIN dan menghapus kegiatan survei nasional.
“Saya ingin menegaskan bahwa semua langkah efisiensi ini diambil secara selektif untuk tidak menghambat agenda riset strategis kami. Kami fokus pada peningkatan kualitas inovasi nasional yang berujung pada peningkatan daya saing ilmiah Indonesia,” ujar Handoko menutup pernyataannya.
Dengan langkah-langkah ini, BRIN bertekad untuk mempertahankan kontribusi signifikan terhadap kemajuan riset dan inovasi di Indonesia, meski dalam kondisi anggaran yang lebih ketat. Di tengah tantangan yang ada, keberlanjutan program riset menjadi prioritas yang tidak boleh terabaikan. Keberhasilan dalam mencapai efisiensi anggaran akan menjadi ujian bagi BRIN dalam mempertahankan inovasi yang bermanfaat bagi pembangunan nasional.