
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menekankan pentingnya peran Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyerap gabah petani, khususnya selama masa panen raya yang berlangsung antara bulan Februari dan April. Ia memperingatkan bahwa keterlambatan dalam penyerapan dapat berdampak pada penurunan harga gabah, yang berpotensi mengurangi semangat petani untuk melanjutkan kegiatan pertanian mereka. Dalam wawancara di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan di Jakarta, Sudaryono mengungkapkan bahwa "Sulit kalau harga gabah jatuh, petani kita tidak semangat menanam lagi."
Berdasarkan informasi yang disampaikan, saat ini Bulog telah mencatat serapan gabah harian mencapai 20 ribu ton. Namun, Wamentan mendorong target serapan untuk dapat mencapai angka 50 ribu ton per hari. "Ini kan panen raya, musim tanam pertama itu panennya di periode Februari, Maret, April, itu puncak. Jadi surplusnya paling banyak," tambahnya. Penyerapan gabah yang maksimal oleh Bulog tidak hanya penting untuk menjaga harga, tetapi juga untuk memastikan ketersediaan stok pangan yang memadai di masa depan.
Berikut adalah beberapa poin kunci mengenai upaya Bulog dalam menyerap gabah petani:
Target Serapan yang Ambisius: Bulog menargetkan untuk menyerap gabah sebanyak 3 juta ton selama musim panen raya ini. Wamentan menganggap bahwa serapan minimal 2 juta ton sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
Menjaga Kestabilan Harga: Penyerapan yang cepat dan tepat waktu akan membantu menjaga kestabilan harga gabah. Dengan demikian, petani akan tetap mempunyai insentif untuk menanam kembali di musim tanam berikutnya.
Pentingnya Stok Cadangan: Surplus gabah yang diserap oleh Bulog akan digunakan untuk mempersiapkan stok cadangan pangan. Hal ini sangat vital, terutama pada saat hasil panen berikutnya diperkirakan akan lebih rendah.
- Dukungan dari Pemprov Jateng: Selain dorongan dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga memberikan dukungan penuh untuk proses penyerapan gabah dan beras dari petani oleh Bulog. Kerja sama ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses tersebut.
Dalam situasi saat ini, ketersediaan beras untuk kebutuhan domestik di Indonesia dipastikan dalam kondisi aman jika Bulog dapat menjalankan penyerapan gabah dengan baik. Dengan upaya tersebut, diharapkan akan ada keberlanjutan dalam produksi pertanian yang merupakan pondasi bagi ketahanan pangan nasional.
Sudaryono mengingatkan bahwa masa panen raya ini merupakan periode kritis yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh Bulog. Ketersediaan beras yang mencukupi akan memberikan ketenangan bagi masyarakat dan menghindarkan dari ancaman inflasi yang dapat disebabkan oleh harga pangan yang tidak stabil. "Jika surplus itu bisa diserap oleh Bulog, di panen-panen berikutnya yang relatif lebih rendah hasilnya, kita sudah punya stok cadangan pangan," paparnya.
Dengan dorongan yang kuat dan penargetan yang jelas dari pemerintah, diharapkan Bulog dapat memenuhi serapan gabah sesuai dengan yang diharapkan dan menjaga kestabilan harga gabah petani. Fokus untuk menyerap gabah ini tak hanya penting untuk kesejahteraan petani, tetapi juga untuk ketahanan pangan yang lebih luas di seluruh tanah air.