Bisnis

Bunga Pinjol: Kenapa Lebih Tinggi dari Kredit Bank? Temukan Alasannya!

JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, layanan pinjaman online (pinjol) semakin banyak diminati oleh masyarakat yang membutuhkan dana dengan cepat. Meskipun bunga yang ditawarkan jauh lebih tinggi dibandingkan bunga kredit bank, banyak orang tetap memilih pinjol sebagai alternatif peminjaman. Mengapa bunga pinjol dapat lebih tinggi ketimbang bunga kredit bank? Mari kita bahas dalam ulasan berikut.

Bunga pinjol dapat bervariasi, namun umumnya berkisar di angka 0,4% per hari, yang setara dengan 144% per tahun. Angka ini jelas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Kredit Tanpa Agunan (KTA) bank yang memiliki suku bunga hanya sekitar 10 hingga 25% per tahun. Rasio bunga yang begitu besar menjadi pertanyaan tersendiri bagi para pengguna pinjol. Untuk memahami fenomena ini, kita perlu melihat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya bunga pinjol.

  • Aksesibilitas yang Tidak Dipersulit
    Salah satu alasan utama mengapa bunga pinjol tinggi adalah aksesibilitas yang ditawarkan. Proses peminjaman pinjol jauh lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan bank tradisional. Pengguna tidak perlu repot menyediakan jaminan seperti deposito atau aset lainnya. Pengajuan dapat dilakukan sepenuhnya secara online, sehingga memudahkan masyarakat yang mungkin tidak memiliki waktu untuk mengunjungi bank.

  • Kemudahan dalam Proses Pengajuan
    Bagi mereka yang ingin mengajukan pinjol, syarat yang dibutuhkan sangatlah minim. Cukup dengan menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP), pinjaman dapat segera diproses. Sebaliknya, untuk mengajukan pinjaman di bank, biasanya terdapat banyak syarat yang harus dipenuhi, termasuk bukti penghasilan, rekam jejak kredit, dan jaminan tertentu. Proses yang panjang dan sulit ini menjadi kendala bagi banyak orang untuk mendapatkan pinjaman dari bank.

  • Resiko yang Terkait
    Tinggi rendahnya bunga pinjaman juga berkaitan dengan risiko yang dihadapi oleh pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman pinjol sering kali harus menanggung risiko dari debitur yang tidak membayar utang mereka. Untuk mengompensasi risiko ini, banyak pinjol memilih untuk menetapkan suku bunga yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, pengusaha pinjol banyak menggunakan data analitik untuk menilai kemampuan debitur dalam membayar utang, namun tetap saja risiko gagal bayar selalu ada.

  • Regulasi yang Berbeda
    Regulasi yang mengatur lembaga keuangan tradisional dan pinjol juga berbeda. Bank umumnya tercakup dalam regulasi ketat yang mengatur operasional mereka, sedangkan pinjol, meskipun kini mulai diawasi, masih memiliki ruang lingkup fleksibilitas dalam penetapan suku bunga. Kekurangan regulasi ini sering dimanfaatkan oleh pinjol untuk menentukan bunga yang lebih tinggi.

  • Pendidikan Finansial yang Rendah
    Salah satu faktor penting lainnya adalah tingkat pendidikan finansial yang masih rendah di kalangan masyarakat. Banyak orang yang tidak sepenuhnya memahami implikasi dari bunga tinggi yang ditawarkan oleh pinjol. Akibatnya, mereka cenderung mengambil langkah cepat dan tidak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari pinjaman tersebut.

Meskipun bunga pinjol yang tinggi menjadi perhatian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pinjol dapat menjadi solusi yang cepat dan efektif bagi mereka yang membutuhkan dana segera. Dengan kemudahan akses dan proses pengajuan yang cepat, pinjol menawarkan kenyamanan yang sulit ditiru oleh lembaga keuangan tradisional. Namun, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami risiko yang terkait dengan pinjol dan mencari alternatif peminjaman yang lebih berkelanjutan ketika memungkinkan. Dalam mengambil keputusan finansial, edukasi adalah kunci untuk menghindari masalah di masa depan.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button