Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada Selasa (18/03/2025), merosot lebih dari 6,12 persen dan menjadi topik yang trending di platform media sosial X. Belasan ribu netizen mencuitkan tagar ‘IHSG Anjlok’, menciptakan kegemparan di kalangan investor dan masyarakat luas.
IHSG mencatatkan penurunan yang drastis, dilaporkan oleh Trends24.in bahwa lebih dari 12 ribu cuitan membahas tentang IHSG di regional Indonesia. Beberapa topik terkait yang juga ikut mencuat adalah Bursa Efek Indonesia (BEI), Sri Mulyani, dan isu-isu ekonomi yang lebih luas. Penurunan ini diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya rumor mengenai pemunduran Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI. Namun, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad secara tegas membantah rumor tersebut, memastikan bahwa Sri Mulyani tidak akan mundur dari jabatannya.
Netizen tidak hanya membahas isu ini, tetapi juga membagikan meme lucu terkait anjloknya portofolio investasi mereka. Beberapa saham perusahaan pelat merah, seperti PT Telkom (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan PT Bank Mandiri (BMRI), mengalami penurunan harga yang signifikan. Saham BMRI, misalnya, anjlok hingga 6,77 persen, menjadikannya salah satu yang terpuruk di hari itu. Investor asing juga mencatat aksi jual bersih di pasar saham Indonesia sebesar Rp24 triliun sepanjang tahun 2025, menambah tekanan terhadap IHSG.
Saham PT DCI Indonesia Tbk, yang sebelumnya meroket, kini mengalami penurunan hingga 20 persen, berkontribusi negatif sebesar 38,46 poin terhadap IHSG. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya saham-saham utama yang terpengaruh, tetapi juga emiten lainnya yang sebelumnya dianggap stabil.
Sufmi Dasco menjelaskan bahwa salah satu pemicu utama anjloknya IHSG adalah sentimen negatif terkait isu kepemimpinan pemerintah, khususnya tentang Sri Mulyani. Hal ini bahkan menyebabkan diadakannya pembekuan sementara perdagangan atau trading halt di BEI. Rilis resmi dari BEI mengonfirmasi bahwa pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System, IHSG mengalami penurunan mencapai 5 persen, yang memicu trading halt.
Dalam antisipasi terhadap volatilitas pasar, Iman Rachman, Direktur Utama BEI, menjelaskan bahwa penurunan IHSG dipicu oleh sentimen global yang sedang tidak stabil. “Kita lihat penurunan indek sejak minggu lalu, beberapa isu global terjadi, dan para investor memilih untuk wait and see,” jelasnya. Ia menekankan bahwa laporan keuangan emiten untuk tahun 2023 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2024, sehingga fundamental perusahaan masih menunjukkan kekuatan.
Tidak sedikit netizen yang memberikan komentar pedas di media sosial. “Hentikan sementara hiruk pikuk RUU TNI, Bursa saham terjun bebas. Suspend dibuka IHSG sesi 1 lanjut anjlok hingga 6.12 persen, masih ada yang mau bilang Indonesia baik-baik saja?” tulis salah seorang pengguna. Sementara pengguna lain menyoroti keadaan ekonomi, “Kondisi ekonomi global dan dalam negeri lagi buruk nih mas! IHSG anjlok, saatnya serok nggak nih mas? Serok? Yes, tapi serok emas.”
Rumor yang beredar tentang Sri Mulyani tampaknya menjadi ‘api dalam sekam’ yang berkontribusi terhadap harga saham yang merosot tajam ini. Dengan situasi yang terus berkembang, investor dan netizen akan terus mengawasi perkembangan di Bursa Efek Indonesia, sambil menunggu langkah selanjutnya dari pemerintah dan otoritas terkait dalam menangani isu-isu yang mempengaruhi pasar saham. Keguncangan ini bukan hanya berimbas pada IHSG, tetapi juga mencerminkan ketidakpastian dalam seluruh indikator ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang kian meningkat.