
Performa gemilang Nico Carrillo dalam ajang One Fight Night 30 di Bangkok pada 5 April 2025 tidak hanya menjadi sorotan karena hasil akhir pertandingan, tetapi juga transformasi mental yang dialaminya sejak berpindah ke kelas bulu. Dalam pertarungan tersebut, Carrillo berhasil mengalahkan legenda muay thai, Sitthichai Sitsongpeenong, yang dikenal memiliki delapan gelar dunia, suatu pencapaian yang sangat signifikan bagi petarung asal Skotlandia ini.
Saat memberikan keterangan setelah pertandingan, Carrillo mengungkapkan bahwa keberhasilannya bukan hanya karena fisik yang lebih siap, tetapi juga mental yang lebih kuat. “Menikmati prosesnya menjadi bagian penting. Saya kembali mencintai muay thai karena sebelumnya kamp latihan terasa menyiksa bagi saya,” ungkapnya. Sebelum naik ke kelas bulu, Carrillo merasakan tekanan yang luar biasa untuk menurunkan berat badan, yang ternyata memengaruhi kinerjanya saat berlatih.
Dalam perjalanan kariernya, Carrillo pernah mengalami kekalahan dari Nabil Anane dalam perebutan gelar interim kelas bantam. Namun, perubahan kelas ini seolah menjadi titik balik yang positif. “Sekarang saya bisa menikmati seluruh proses kamp latihan. Itu sangat penting bagi saya. Saya merasa jauh lebih bahagia di kelas bulu,” tambahnya.
Ketakutan menjelang pertarungan melawan Sitthichai juga diakui oleh Carrillo. “Saya percaya diri, tetapi sejujurnya, saya sangat takut kalah lagi,” akunya. Rasa takut tersebut menjadi dorongan baginya untuk berusaha lebih keras. Meski melawan petarung yang berpengalaman, Carrillo berhasil mengatasi rasa cemas dan menjadikannya bahan bakar untuk meningkatkan performa.
Kemenangan Carrillo atas Sitthichai merupakan pencapaian yang sangat berarti bagi dirinya. “Kemenangan ini lebih berarti bagi saya daripada kemenangan manapun dalam karier saya. Bahkan lebih besar dari saat saya mengalahkan Nong-O atau Muangthai,” tegas Carrillo, menunjukkan bahwa keberhasilannya tidak hanya berkaitan dengan statistik kemenangan, tetapi lebih kepada perjalanan mental yang ia lalui.
Strategi yang diterapkan Carrillo selama pertandingan juga menjadi sorotan. Ia menjelaskan bagaimana ia beradaptasi dengan gaya bertarung Sitthichai yang cepat dan gesit. “Saya kaget dengan pergerakannya saat mundur. Ketika serangan lurus saya tidak efektif, saya mulai memotong sudut dan mengubah pola serangan,” ucapnya. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menghadapi lawan yang memiliki sejarah yang kuat dalam dunia muay thai.
Dengan kemenangan melawan Sitthichai, Carrillo kini menjadi kandidat kuat dalam perebutan posisi teratas di kelas bulu muay thai One Championship. Meskipun belum ada informasi mengenai siapa yang akan menjadi lawan selanjutnya, banyak pihak memprediksi bahwa performa Carrillo akan menarik perhatian para petarung elit di divisi tersebut.
Prestasi yang diraih Carrillo di One Fight Night 30 menunjukkan bahwa keberhasilan dalam olahraga tidak hanya ditentukan oleh kekuatan fisik, tetapi juga oleh kesehatan mental yang seimbang. Transformasi mental yang dialaminya bisa menjadi inspirasi bagi banyak atlet lainnya, terutama mereka yang tengah berjuang dengan tekanan dan ekspektasi dalam menjalani karir mereka.
Ke depan, semua mata akan tertuju pada langkah Carrillo selanjutnya di dunia muay thai, apakah ia akan terus melanjutkan performa impresifnya atau menghadapi tantangan baru dalam karirnya yang semakin bersinar.