Celine Evangelista Keturunan Mana? Terima Gelar Bangsawan Surakarta!

Celine Evangelista, seorang aktris dan model yang dikenal luas di dunia hiburan Indonesia, baru-baru ini menerima gelar bangsawan dari Keraton Surakarta. Gelar yang diterimanya yaitu Kanjeng Raden Mas Ayu (K.R.M.Ay) ini menimbulkan pertanyaan di kalangan publik mengenai asal usul keturunannya. Terlebih, Celine diketahui bukan berasal dari latar belakang budaya Jawa, melainkan merupakan blasteran antara Eropa dan Indonesia.

Celine Evangelista lahir dari pasangan Maurro Ricci dan Vincentia Nurul. Ayahnya, Maurro, adalah pria asal Italia, sementara ibunya, Vincentia, berasal dari Manado. Keluarga Celine juga terdiri dari empat saudara lainnya, yaitu Marissa Brigitta, Nicholas, Axel, dan Jasmine, yang juga mewarisi berbagai kultur dari orang tua mereka. Dikenal sebagai aktris yang mengawali karirnya di tanah air setelah menempuh pendidikan di Roma, Celine kemudian memilih untuk berkarier di Indonesia, di mana ia terjun ke dunia modeling dan film.

Menyinggung soal gelar bangsawan yang baru saja diterimanya, Celine mengungkapkan bahwa gelar tersebut tidak diberikan sembarangan. Dalam unggahannya di media sosial, ia menyatakan, "K.R.M.Ay Celine.E.Murtiningtyas m.m.r. Gelar Kehormatan ini tidak langsung semudah itu diberikan & tidak bisa ke sembarang orang." Penghargaan ini menunjukkan adanya proses yang panjang dan penuh pertimbangan yang dilakukan oleh pihak Keraton Surakarta.

Berikut adalah beberapa poin penting mengenai Celine Evangelista dan gelar bangsawannya:

  1. Asal Usul Keturunan: Celine lahir di Roma, Italia, dari ayah berdarah Italia dan ibu berdarah Manado.
  2. Karir di Indonesia: Celine memulai karirnya sebagai model sebelum melangkah ke dunia akting. Ia dikenal melalui sinetron populer seperti Binar Bening Berlian.
  3. Gelar Bangsawan: Gelar K.R.M.Ay yang diterimanya merupakan pengakuan dari Keraton Surakarta atas kontribusinya dalam mempromosikan budaya Jawa kepada generasi muda.
  4. Pelestarian Budaya: Dalam pernyataannya, Celine menyatakan bahwa mendapatkan gelar ini merupakan sebuah kehormatan serta tanggung jawab untuk melestarikan budaya serta peninggalan leluhur.

Celine merasa bangga atas gelar yang diterimanya, meskipun terlahir bukan dari garis keturunan Jawa. Ia menunjukkan komitmennya untuk memahami dan melestarikan budaya Jawa selama ini. Ia menjelaskan, “Alhamdulillah sesuai dengan pengabdian terhadap keraton, pelestarian budaya Tanah Jawa dan apresiasi penghormatan terhadap peninggalan leluhur kami.” Pernyataannya mengindikasikan bahwa gelar tersebut bukan hanya sekedar penghargaan, melainkan sebuah komitmen untuk tetap menjaga dan menghargai warisan budaya Indonesia.

Keterlibatan Celine dalam kegiatan keraton menunjukkan kerjasama antara budaya lokal dan individu dari latar belakang yang berbeda, dalam hal ini, seorang blasteran. Proses pemilihan yang dilakukan oleh Keraton untuk memberikan gelar ini meliputi berbagai pertimbangan spiritual dan budaya, di mana Celine menjadi salah satu yang dinilai layak dan pantas untuk mengemban tugas mulia tersebut.

Dengan demikian, Celine Evangelista menjadi contoh menarik bagi generasi muda, bahwa latar belakang budaya tidak menghalangi seseorang untuk berkontribusi dalam pelestarian budaya yang lebih luas. Tugas yang diembannya ini juga membuka ruang dialog mengenai identitas dan keterhubungan antar budaya, yang semakin relevan di era globalisasi saat ini. Celine bertekad untuk menjadikan gelar ini sebagai jembatan untuk terus mempromosikan budaya Jawa kepada masyarakat luas, sekaligus membuktikan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu dalam satu tujuan yang mulia.

Exit mobile version