Aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, baru-baru ini berhasil menggeser ChatGPT dari OpenAI sebagai aplikasi chatbot AI gratis terpopuler di App Store Apple di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Keberhasilan ini bukan hanya menandakan kemajuan teknologi AI di China, tetapi juga memberikan dampak signifikan pada pasar saham perusahaan-perusahaan teknologi AS.
Dalam satu hari, NVidia, salah satu produsen chip utama yang berkaitan dengan pengembangan AI, kehilangan nilai saham mencapai US$600 miliar. Penurunan ini menyebabkan valuasi perusahaan yang sebelumnya mencapai US$3,5 triliun menyusut menjadi US$2,9 triliun, menjadikannya lebih rendah dibandingkan Apple dan Microsoft. Kabar ini membuat pasar bursa di AS panik, terutama setelah hasil tes model dasar AI oleh DeepSeek menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan produk-produk dari pemain besar lainnya seperti OpenAI dan Gemini milik Google.
Berikut beberapa poin penting terkait keberhasilan DeepSeek:
Biaya Pengembangan Rendah: DeepSeek dikembangkan dengan biaya hanya sekitar US$5,6 juta. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan dana miliaran dollar yang dikeluarkan oleh perusahaan teknologi AS untuk pengembangan produk-produk mereka.
Popularitas yang Meningkat: Sejak diluncurkan, DeepSeek mengalami lonjakan popularitas yang mencolok, mengubah asumsi bahwa AS adalah pemimpin mutlak dalam bidang perkembangan AI. Aplikasi ini sekarang menjadi salah satu dari yang paling banyak diunduh di App Store.
Teknologi yang Menghadapi Embargo: Meskipun DeepSeek mengembangkan teknologinya dengan chip lawas dari NVidia, dampak dan pencapaian yang dihasilkan tetap mencolok. Terlepas dari embargo yang diterapkan AS terhadap China, DeepSeek mampu mendapatkan keuntungan dari chip yang sudah diimpornya sebelumnya dan mengkombinasikannya dengan chip yang lebih murah.
- Persaingan yang Ketat: Angela Zhang, profesor hukum di University of Southern California, menegaskan bahwa setidaknya ada empat perusahaan lain di China yang mengklaim telah mengembangkan model AI yang mampu bersaing dengan yang ada di Silicon Valley. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian DeepSeek bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari tren yang lebih besar di lanskap AI China.
Didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, DeepSeek merupakan buah hasil inovasi dari seorang lulusan teknik informasi dan elektronik yang juga telah mendirikan dana lindung nilai untuk mendukung aplikasinya. Liang mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap reaksi publik yang begitu positif terhadap model AI mereka. Ia tidak mengira bahwa harga akan menjadi isu sensitif dalam pengembangan produk kecerdasan buatan.
Keberadaan DeepSeek yang berkembang pesat bisa menjadi sinyal bagi investasi masa depan di sektor AI, baik di AS maupun China. Ketidakpastian yang kini melanda valuasi saham perusahaan-perusahaan teknologi di Silicon Valley, disertai kinerja tinggi DeepSeek yang relatif murah, dapat memicu perubahan dalam strategi investasi di bidang AI.
Reaksi pasar keuangan yang dipicu oleh kesuksesan DeepSeek menggambarkan ketegangan yang berkelanjutan antara perusahaan-perusahaan teknologi AS dan China. Melihat bagaimana peluncuran DeepSeek berimbas pada penurunan signifikan dalam nilai saham raksasa teknologi seperti NVidia, Microsoft, dan Meta, pertanyaan muncul tentang kemampuan AS untuk mempertahankan posisinya di arena inovasi global, terutama dalam bidang yang sangat kompetitif seperti AI.
Pertanyaan ini semakin mendalam ketika mempertimbangkan pernyataan Liang yang baru-baru ini terlihat dalam pertemuan dengan Perdana Menteri China, Li Qiang. Ia menyebutkan bahwa potensi besar teknologi AI di China belum sepenuhnya tergali, dan perkembangan DeepSeek hanyalah awal dari apa yang mungkin terjadi di industri ini terhadap inovasi di masa mendatang.