CIA mengungkapkan hasil investigasi terbaru terkait asal-usul virus penyebab Covid-19. Dalam pernyataan yang dirilis pada Sabtu (25/1/2025), badan intelijen Amerika Serikat ini menyimpulkan bahwa virus kemungkinan besar berasal dari kebocoran laboratorium di Tiongkok. Ini merupakan perubahan signifikan dari posisi sebelumnya yang tidak menentukan arah penyelidikan secara tegas.
Juru bicara CIA menyatakan, “CIA menilai dengan keyakinan rendah bahwa asal mula pandemi Covid-19 lebih mungkin terkait dengan penelitian daripada berasal dari proses alami, berdasarkan laporan yang tersedia.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun CIA mengarahkan fokus pada skenario kebocoran laboratorium, mereka tetap mengakui bahwa skenario alami juga masih mungkin terjadi.
Perubahan sikap CIA ini datang setelah pelantikan John Radcliffe sebagai direktur baru, yang menekankan bahwa data intelijen dan ilmiah menunjukkan bahwa kebocoran yang tidak disengaja dari laboratorium Institut Virologi Wuhan adalah kemungkinan besar asal mula virus tersebut. Laboratorium ini berada di lokasi yang sama dengan tempat wabah pertama kali terdeteksi pada akhir 2019.
Asal-usul virus Covid-19 telah memicu perdebatan luas di kalangan ilmuwan dan pejabat pemerintah. Beberapa, termasuk mantan kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci, berpendapat bahwa virus tersebut muncul secara alami, mungkin melalui perantaraan hewan dari kelelawar ke manusia di pasar makanan laut Wuhan. Sebaliknya, pihak-pihak yang mendukung teori kebocoran laboratorium merujuk pada dokumen pendanaan AS yang menunjukkan penelitian terkait virus serupa di Institut Virologi Wuhan.
Berikut beberapa poin penting mengenai penemuan CIA:
1. CIA menilai kebocoran laboratorium lebih mungkin sebagai asal-usul virus Covid-19 daripada penularan alami.
2. Perubahan ini muncul satu hari setelah pelantikan direktur baru CIA, John Radcliffe.
3. Tiongkok membantah semua tuduhan bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium, dan laporan menunjukkan bahwa pimpinan Tiongkok mungkin tidak mengetahui atau tidak ingin mengetahui asal-usul virus tersebut.
4. Penyelidikan asal-usul virus memiliki dampak besar pada hubungan internasional, kesehatan masyarakat global, dan masa depan penelitian tentang virus.
Kontroversi seputar asal-usul virus Covid-19 juga membuat beberapa kalangan politis di AS, khususnya pejabat dari era pemerintahan Trump, mendesak penyelidikan lebih lanjut terhadap aktivitas riset di Wuhan. Laporan dari The New York Times menyebutkan bahwa CIA yakin bahwa pimpinan Tiongkok tidak mengetahui atau tidak ingin mengungkapkan asal-usul virus ini secara terbuka.
Pada tahun 2021, Kantor Direktur Intelijen Nasional AS (ODNI) menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa sebagian besar badan intelijen menyimpulkan dengan keyakinan rendah bahwa infeksi pertama kemungkinan disebabkan oleh paparan alami. Namun, salah satu badan intelijen, yang dipercaya merupakan FBI, berpendapat bahwa insiden itu kemungkinan diakibatkan oleh kebocoran laboratorium dengan tingkat keyakinan sedang.
Terlepas dari kontroversi yang ada, penilaian terbaru CIA ini tidak berdasar pada informasi baru, melainkan merupakan hasil tinjauan ulang dari informasi yang telah ada. Tinjauan ini dimulai pada akhir pemerintahan Biden dan selesai sebelum masa transisi ke pemerintahan Trump.
Dari sudut pandang global, pertanyaan mengenai asal-usul virus ini penting untuk memahami cara mencegah wabah di masa depan serta untuk menilai efektivitas sistem kesehatan publik di seluruh dunia. Kontroversi ini bukan hanya soal ilmiah, melainkan juga menyentuh isu yang lebih luas terkait hubungan diplomatik antara Tiongkok dan negara-negara lain, terutama Amerika Serikat.