
PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mengumumkan rencana pembelian kembali atau buyback saham dengan jumlah maksimum mencapai 202.000 saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. Pengumuman ini disampaikan melalui dokumen keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), yang menunjukkan langkah strategis perseroan dalam menghadapi tantangan persaingan di industri perbankan.
Rencana buyback ini akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada tanggal 14 April 2025. Dalam keterangan manajemen, perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk melakukan buyback ini dapat mencapai maksimal Rp450 juta. Biaya tersebut sudah termasuk komisi perantara pedagang efek dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan pembelian kembali saham tersebut.
Proses buyback akan berlangsung dalam jangka waktu paling lama 12 bulan setelah persetujuan diberikan di RUPST. Hal ini menunjukkan komitmen CIMB Niaga untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kinerjanya, terutama di tengah persaingan yang ketat dalam sektor perbankan di Indonesia.
Salah satu faktor pendorong kebijakan ini adalah rencana perseroan untuk mengimplementasikan program remunerasi berbasis saham untuk manajemen, khususnya bagi mereka yang termasuk dalam kategori Material Risk Taker (MRT). Program ini bertujuan untuk menjaga kesehatan perusahaan serta memitigasi risiko berlebihan dalam pengambilan keputusan manajerial. Remunerasi berbasis saham tersebut diharapkan dapat diberikan dalam kurun waktu tiga tahun setelah buyback selesai dilaksanakan.
Pihak manajemen CIMB Niaga menyatakan bahwa langkah ini tidak akan mengganggu kegiatan usaha dan operasional bank. Mereka mengklaim bahwa perseroan memiliki kecukupan modal yang memadai sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kinerja dan stabilitas finansial perseroan tetap terjaga meskipun ada tindakan buyback saham.
Saat ini, saham CIMB Niaga mengalami tren negatif, dengan penurunan harga sebesar 1,50% atau 25 poin, yang membawa harga saham BNGA ke level 1.640 per lembar saham pada penutupan perdagangan terakhir. Dalam sebulan terakhir, harga saham ini mengalami penurunan mencapai 4,93%. Bahkan, jika dilihat dalam rentang waktu satu tahun, BNGA mengalami depresiasi yang cukup signifikan sebesar 22,64%.
Dengan situasi pasar yang berfluktuasi dan tantangan yang dihadapi industri perbankan, langkah buyback saham oleh CIMB Niaga menjadi perhatian investor dan pengamat pasar. Banyak yang berharap bahwa langkah ini akan membantu meningkatkan sentimen positif terhadap saham perseroan dan mengembalikan kepercayaan investor.
Dalam analisis lebih jauh, sektor perbankan di Indonesia saat ini tengah berhadapan dengan berbagai tantangan, termasuk peningkatan persaingan di antara bank-bank swasta, perubahan regulasi, serta dinamika ekonomi makro. Dengan melakukan buyback saham, CIMB Niaga tidak hanya menunjukkan kepercayaan diri terhadap potensi pertumbuhannya, tetapi juga berupaya untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya.
Berbagai pihak diharapkan akan mengawasi perkembangan rencana ini menjelang RUPST mendatang, mengingat reaksi pasar terhadap buyback saham bisa menjadi kunci dalam meningkatkan daya tarik investasi di CIMB Niaga. Keputusan ini bisa jadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan dalam mengoptimalkan nilai perusahaan serta menjaga posisi kompetitifnya di tengah persaingan yang semakin ketat.