Olahraga

Coach Justin Ingatkan Sandy Walsh Sebelum Bergabung ke Yokohama F. Marinos

Bek Timnas Indonesia, Sandy Walsh, semakin dekat untuk bergabung dengan klub papan atas J League, Yokohama F. Marinos. Kabar ini mencuat setelah media Belgia, Sporza, melaporkan bahwa Walsh ingin meninggalkan KV Mechelen karena minimnya menit bermain. Kontraknya yang hampir berakhir juga mendorong perwakilan Walsh untuk mencari klub baru dan Yokohama F. Marinos menjadi salah satu opsi utama. Jurnalis Sporza, Jonas van de Veire, menyatakan bahwa negosiasi hampir selesai dan kesepakatan resmi diperkirakan akan dilakukan pada 8 Februari 2025.

Namun, sebelum langkah besar ini diambil, Coach Justin Lhaksana memberikan peringatan keras kepada pemain muda Indonesia. Coach Justin menyoroti bahwa beberapa pemain Indonesia yang berkarier di Jepang jarang mendapatkan kesempatan bermain. Dia mencatat beberapa nama seperti Stefano Lilipaly, Pratama Arhan, dan Justin Hubner, yang mengalami kesulitan serupa. "Sangat sedikitlah menit bermain mereka. Hanya dalam pertandingan persahabatan," ungkap Coach Justin saat berbincang di kanal Youtube TS Media.

Berikut adalah beberapa alasan yang diungkapkan oleh Coach Justin mengenai risiko bergabung dengan klub di Jepang:

  1. Minimnya Kesempatan Bermain: Pengalaman beberapa pemain Indonesia menunjukkan bahwa meskipun mereka bergabung dengan klub di Jepang, peluang untuk bermain dalam kompetisi resmi sangat sedikit.

  2. Keberadaan Pemain Asing: Klub-klub Jepang seringkali lebih memilih pemain asing dari negara lain yang dianggap lebih berpengalaman dan siap untuk bersaing di level tinggi, sehingga mengakibatkan pemain lokal seperti Sandy Walsh kesulitan menembus tim inti.

  3. Fokus pada Keuntungan Komersial: Coach Justin mengungkapkan bahwa banyak klub Jepang tertarik mendatangkan pemain Timnas Indonesia bukan untuk pengembangan tim, tetapi lebih untuk keuntungan komersial. Mereka sering menggunakan pemain Indonesia sebagai daya tarik untuk meningkatkan eksposur di media sosial.

  4. Dampak Psikologis terhadap Pemain: Minimnya menit bermain dapat berimbas negatif pada mental pemain. Justin menekankan bahwa ketidakpuasan dapat muncul, yang pada akhirnya bisa memengaruhi performa pemain.

  5. Contoh Kasus Negatif: Kesaksian Justin mengenai Justin Hubner yang merasa frustrasi akibat kurangnya kesempatan bermain memberi gambaran nyata tentang tantangan yang dihadapi oleh pemain Indonesia di Jepang.

Coach Justin berharap agar Sandy Walsh mencermati situasi ini sebelum mengambil keputusan akhir. “Kami ingin yang terbaik untuk kariernya, tetapi pemain harus mempertimbangkan semua aspek, baik yang positif maupun negatif,” ujarnya tegas.

Walsh, yang dikenal sebagai bek serba bisa, tentunya memiliki potensi besar untuk bersinar di J League jika diberikan kesempatan yang adil. Pendukung berharap agar Sandy bisa menjadi salah satu pemain yang mampu memecahkan stigma negatif mengenai pemain Indonesia di luar negeri, terutama di Jepang.

Sandy Walsh dikenal sebagai pemain yang berpengalaman di Eropa dan kapasitasnya sebagai bek bisa menjadi aset berharga bagi Yokohama F. Marinos. Namun, harapan untuk kesuksesan juga bergantung pada bagaimana dia mampu beradaptasi dengan sistem permainan dan filosofi pelatih di klub baru.

Saat ini, perhatian publik tertuju pada langkah Sandy Walsh dan bagaimana keputusan ini akan berdampak pada kariernya. Keputusan tersebut juga bisa memberikan sinyal penting bagi pemain muda lainnya yang memiliki ambisi untuk berkarier di luar negeri, terutama di liga-liga yang kompetitif. Apakah Sandy Walsh bisa menjadi pemain yang berbeda dan berhasil membuktikan kemampuannya di Jepang? Waktu yang akan menjawab semua pertanyaan ini.

Andi Pratama adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button