
TAIPEI – Taiwan, meskipun tidak diakui secara luas sebagai negara berdaulat, tetap menjalin hubungan yang kuat dengan beberapa negara lain. Hingga tahun 2024, hanya ada 13 negara yang secara resmi mengakui Taiwan, sementara banyak negara lain memberikan dukungan secara tidak resmi, terutama di bidang ekonomi, militer, dan diplomasi.
Negara-negara yang menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan meliputi Belize, Guatemala, Honduras, Paraguay, Haiti, Saint Kitts dan Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent dan Grenadines, Eswatini, Takhta Suci Vatican City, Nauru, Tuvalu, dan Pulau Marshall. Negara-negara ini memiliki kedutaan atau kantor perwakilan di Taipei dan terus menjaga hubungan meskipun menghadapi berbagai tekanan dari Republik Rakyat China (RRC).
Dukungan tidak resmi terhadap Taiwan juga signifikan. Beberapa negara besar memberikan dukungan melalui berbagai cara, meskipun tidak mengakui Taiwan secara resmi. Berikut adalah beberapa negara yang dikenal memberikan dukungan tersebut:
Amerika Serikat
Walaupun mengakui kebijakan "Satu China," Amerika Serikat tetap menjadi sekutu utama Taiwan. Melalui Taiwan Relations Act yang diberlakukan sejak 1979, AS dapat membantu Taiwan dalam mempertahankan diri. Pengadaan senjata dan hubungan perdagangan yang erat menunjukkan komitmen AS terhadap keamanan Taiwan.Jepang
Negara Sakura ini tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi menjalin hubungan ekonomi dan keamanan yang kuat. Jepang secara aktif mendukung keterlibatan Taiwan di forum internasional, termasuk World Health Organization (WHO) dan Interpol.Uni Eropa (UE)
Sebagian besar negara di Uni Eropa tidak mengakui Taiwan secara resmi. Namun, mereka mendukung partisipasi Taiwan di organisasi internasional dan berupaya memperkuat hubungan perdagangan serta investasi dengan Taiwan. Uni Eropa secara konsisten mengekspresikan perhatian terhadap tekanan yang dihadapi Taiwan dari sebelah China.- Australia, Kanada, dan Inggris
Ketiga negara ini juga tidak mengakui Taiwan secara diplomatik tetapi menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang erat. Mereka sering kali mengeluarkan pernyataan mendukung Taiwan, terutama dalam konteks tekanan yang dihadapi dari China.
Dukungan internasional untuk Taiwan tidak hanya terbatas pada pengakuan resmi. Taiwan berusaha untuk berpartisipasi dalam berbagai organisasi internasional seperti WHO, APEC, dan ICAO, meskipun sering kali terhalang oleh RRC. Berbagai negara Barat telah mengkritik tindakan China yang menekan Taiwan, baik melalui ancaman militer maupun kampanye diplomatik, menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan Taiwan untuk mendapatkan pengakuan di kancah internasional.
Dari sudut pandang militer, AS dan beberapa sekutunya terus menyediakan persenjataan untuk Taiwan, membantu memperkuat kemampuan pertahanannya. Hal ini menciptakan ketegangan yang signifikan dalam hubungan Taiwan-China, yang sering kali menimbulkan respons dari Beijing dalam bentuk latihan militer atau pernyataan keras.
Penting untuk dicatat bahwa meski Taiwan menghadapi tantangan terkait pengakuan di panggung dunia, dukungan dari negara-negara lain, baik secara resmi maupun tidak resmi, terus memainkan peran penting dalam menjaga kedaulatan dan keamanan Taiwan. Dengan terus memperkuat hubungan dengan negara-negara yang mendukungnya, Taiwan berupaya untuk meningkatkan keberadaannya di mata dunia dan mengatasi tekanan dari RRC.
Dalam konteks yang lebih luas, dinamika ini menunjukkan bahwa meskipun Taiwan bukanlah anggota resmi dari banyak organisasi internasional, kehadirannya tetap diperhitungkan dan didukung oleh negara-negara yang peduli terhadap isu-isu demokrasi, hak asasi manusia, dan stabilitas regional.