Dear Erick Thohir! Persekabpas vs Tornado FC, PSSI Di Ujung Tanduk!

Insiden kericuhan di dunia sepak bola Indonesia kembali mencuat saat laga antara Persekabpas melawan Tornado FC dalam Liga 3 Nusantara di Stadion R Soedarsono Pasar Bangil, Pasuruan, pada Kamis (13/2). Baku pukul antar pemain terjadi setelah peluit panjang babak kedua dibunyikan, menyusul emosi yang meluap setelah Persekabpas kalah 1-2 dari Tornado FC. Kiper Tornado FC menjadi sasaran kemarahan karena diduga mengulur waktu, sementara wasit yang memimpin pertandingan harus berlari ke dalam stadion karena dikejar oleh sejumlah orang.

Kericuhan ini menarik perhatian luas dan dikritik oleh berbagai kalangan. Dari video yang beredar di media sosial, tampak beberapa orang meringsek masuk ke dalam lapangan, dan keadaan semakin tidak terkendali ketika penonton mulai melemparkan botol minuman ke arah lapangan. "Ricuh selepas laga Persekabpas Pasuruan vs Tornado FC," ungkap sebuah akun Instagram yang mengunggah peristiwa tersebut.

Sayangnya, insiden serupa bukanlah hal baru di sepak bola Indonesia. Kericuhan sebelumnya juga terjadi beberapa hari lalu pada laga Liga 2 antara PSPS dan Persijara. Eks pemain Timnas Indonesia, Andik Vermansyah, tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Ia meminta Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk segera turun tangan dan menyebut Liga Indonesia dalam kondisi "bobrok". Dalam cuitannya, Andik menuliskan, "Jadi pemain bola pro 2008 sampai sekarang main bola kayak jadi wayang," mengekspresikan ketidakpuasan terhadap kondisi liga.

Sementara itu, PT Liga Indonesia Baru (LIB) melalui Ferry Paulus menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam. Menurutnya, mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan badan yudisial PSSI dalam menangani permasalahan yang mengganggu integritas kompetisi. "Kami memberikan early warning dan mengajukan beberapa proposal yang menjadi perhatian untuk Komdis melakukan sidang," tuturnya. Penegasan ini menyoroti upaya LIB dalam merespons situasi yang tengah berkembang, meskipun sanksi dari Komite Disiplin PSSI belum dipastikan akan ada.

Terkadang, kericuhan di lapangan menciptakan gambaran kelam tentang sepak bola di Indonesia. Banyak netizen yang merasa sudah terbiasa dengan situasi semacam ini. Beberapa dari mereka berkomentar sinis, mengekspresikan bahwa saat menonton sepak bola di Indonesia, mereka tidak hanya menyaksikan pertandingan, tetapi juga pertunjukan MMA. Hal ini menunjukkan besarnya kerisauan masyarakat terhadap profesionalisme dan keamanan dalam liga.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait insiden kericuhan ini:

  1. Emosi Memuncak: Setelah keputusan wasit, pemain tuan rumah meluapkan frustrasi mereka terhadap kekalahan.
  2. Kericuhan Tak Terbendung: Tindakan meringsek masuk ke lapangan oleh sejumlah orang menunjukkan kurangnya kontrol keamanan.
  3. Reaksi Publik: Banyak netizen menganggap kericuhan ini sebagai bagian dari "tradisi" yang dibiarkan begitu saja.
  4. Kritik dari Insiders: Andik Vermansyah memberikan kritik pedas dan menargetkan Erick Thohir untuk memperbaiki keadaan liga.
  5. Upaya Penegakan Aturan: PT LIB berupaya bekerja sama dengan PSSI untuk menangani insiden dan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang terlibat.

Ke depan, pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana PSSI dan pihak berwenang dapat mengambil tindakan untuk mencegah terulangnya insiden seperti ini. Harapan masyarakat adalah agar tidak ada lagi kericuhan yang merusak citra sepak bola Indonesia. Apakah PSSI akan mampu membangun sistem yang lebih solid dan menjaga fair play di Liga Indonesia? Tindakan nyata harus segera diambil untuk memastikan bahwa peristiwa semacam ini tidak hanya diatasi dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan yang konkret.

Berita Terkait

Back to top button