Thomas Tuchel merasakan kecemasan menjelang debutnya sebagai pelatih tim nasional Inggris dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa. Pada laga pertamanya, Inggris dijadwalkan menghadapi Albania di Stadion Wembley pada Sabtu (22/3) dini hari WIB. Meskipun memiliki segudang pengalaman, mantan pelatih Chelsea, Bayern Munich, dan Paris Saint-Germain ini tidak bisa menutupi rasa grogi yang menyertainya.
“Saya akan sedikit gugup. Mudah-mudahan, kami dapat membuktikannya dan mengambil langkah pertama. Saya harus membuat orang percaya pada saya,” ungkap Tuchel kepada ITV. Momen debut ini menandai awal era baru bagi tim Tiga Singa, yang sebelumnya dilatih oleh Gareth Southgate.
Di bawah kepemimpinan Southgate, Inggris sukses mencapai dua final di ajang Euro dalam beberapa tahun terakhir, tetapi tidak mampu meraih trofi, yang berujung pada pengunduran dirinya. Dengan demikian, penunjukan Tuchel membawa harapan baru bagi fans Inggris, terutama mengingat prestasinya yang gemilang di level klub, termasuk menjuarai Liga Champions pada tahun 2021.
Tuchel bukan hanya pelatih berpengalaman, tetapi juga pelatih non-Inggris pertama sejak Sven-Goran Eriksson dan Fabio Capello yang mengambil alih posisi tersebut. Dia berambisi untuk membawa perubahan signifikan pada skuad yang diakui belum sepenuhnya menemukan identitas dan ritme yang diperlukan untuk bersaing di level tinggi.
Dalam pandangan Tuchel, skuad Inggris di bawah Southgate memiliki kelemahan. Dia merasakan adanya ketakutan di antara pemain untuk tersingkir dari turnamen, ketimbang hasrat untuk mengejar gelar. “Dalam pengamatan saya, mereka lebih takut tersingkir daripada memiliki kegembiraan dan rasa lapar untuk menjuarainya,” kata Tuchel.
Sebagai pelatih yang berorientasi pada permainan menyerang, Tuchel ingin menanamkan filosofi baru dalam permainan tim. Dia percaya bahwa para pemain harus bermain dengan kebebasan, kepercayaan diri, dan semangat untuk menang, bukan dengan rasa takut terhadap kekalahan. “Saya ingin kami bermain dengan kegembiraan dan rasa lapar. Penerimaan gagal adalah bagian dari itu,” tambahnya.
Salah satu tantangan utama Tuchel adalah mengubah pola pikir pemain saat bertanding. “Kami ingin menerapkan kebersamaan dan kegembiraan serta agar setiap orang merasa aman untuk mengekspresikan diri dan memberikan yang terbaik,” ujarnya. Dengan harapan untuk menciptakan suasana positif dalam tim, Tuchel bertekad untuk membuat para pemainnya tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga pada proses dan pengalaman bertanding.
Tuchel akan mengawasi skuadnya dengan perhatian besar, terutama setelah mengumumkan daftar pemain yang dipanggil untuk laga pertama ini. Beberapa nama yang diharapkan tampil menjanjikan, seperti Marcus Rashford, akan menjadi bagian penting dari strategi permainan Tuchel.
Melihat perjalanan Inggris ke final Euro lalu, Tuchel menyadari bahwa meskipun tim pernah tampil baik, masih banyak kerja yang harus dilakukan untuk mencapai standar yang lebih tinggi. Dengan keyakinan dan visi yang dia bawa, pelatih asal Jerman ini berharap dapat memimpin timnya meraih keberhasilan di kancah internasional.
Dengan memasuki debutnya sebagai pelatih tim nasional Inggris, Thomas Tuchel menghadapi tantangan besar sekaligus kesempatan untuk membawa inovasi dan perubahan dalam filosofi permainan tim. Diharapkan, dengan pendekatan barunya, Inggris akan kembali menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pentas sepak bola dunia.