Teknologi

DeepSeek Dilarang Australia-Korea, China: Reaksi Berlebihan?

Pemerintah Australia baru-baru ini mengeluarkan larangan penggunaan aplikasi kecerdasan buatan (AI) yang populer, DeepSeek, untuk seluruh perangkat milik pemerintah federal. Keputusan ini menambah daftar negara yang membatasi akses ke platform buatan China tersebut, antara lain Italia dan Taiwan yang juga telah terlebih dahulu mengambil langkah serupa. Di Korea Selatan, beberapa kementerian, termasuk Kementerian Lingkungan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pertahanan, turut memblokir akses terhadap DeepSeek.

Larangan ini diambil menyusul adanya kekhawatiran yang cukup besar mengenai keamanan nasional, di mana ada risiko data sensitif dari pemerintah dapat diakses oleh pihak ketiga, yakni Pemerintah China. Dalam pernyataannya, Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke menegaskan bahwa keputusan ini diambil untuk melindungi keamanan nasional dan aset-aset negara. Ia menyatakan, "Pemerintahan Anthony Albanese mengambil aksi cepat untuk melindungi kepentingan Australia."

Dalam upaya untuk memahami lebih jauh terkait kebijakan ini, berikut adalah beberapa poin penting yang perlu dicatat:

  1. Keputusan Australia: Larangan ini dilakukan berdasarkan nasihat dari intelijen yang mengindikasikan adanya risiko dalam penggunaan DeepSeek di kalangan pejabat pemerintah.

  2. Tanggapan dari China: Menanggapi pelarangan ini, Pemerintah China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun menyatakan bahwa tindakan tersebut bersifat berlebihan. Guo menerangkan, "Kami belum pernah meminta dan tidak akan meminta perusahaan apapun atau individu untuk mengumpulkan atau menyimpan data yang berlawanan dengan hukum."

  3. Kekhawatiran Global: Isu keamanan data yang melibatkan aplikasi AI dari China tengah menjadi perhatian serius bagi berbagai negara di seluruh dunia. Beberapa negara khawatir tentang potensi pengambilan data oleh pemerintah China, yang dapat digunakan untuk kepentingan yang tidak transparan.

  4. Langkah-Langkah di Korea Selatan: Di Korea Selatan, kementerian-kementerian yang memblokir DeepSeek mengatakan bahwa keputusan ini terkait dengan kekhawatiran teknis. "Kami berencana memblokir akses layanan itu atas berbagai kekhawatiran dari dalam dan luar negeri," ujarnya.

  5. Pentingnya Perlindungan Data: China sendiri menegaskan komitmennya terhadap perlindungan data dan privasi. "China menentang tindakan yang berlebihan mengenai konsep keamanan nasional atau mempolitisasi isu perdagangan dan teknologi," tambah Guo.

  6. Dampak pada Teknologi AI: Larangan yang diambil oleh beberapa negara ini menciptakan dampak yang signifikan terhadap perkembangan teknologi AI, terutama yang berasal dari negara-negara yang dianggap berisiko tinggi dalam pengelolaan data.

Kekhawatiran yang sama juga mencuat di kalangan lembaga-lembaga internasional yang menyaksikan meningkatnya ketegangan antara negara-negara, khususnya yang melibatkan isu cybersecurity dan privasi data. Para analis menilai bahwa langkah-langkah yang diambil oleh negara-negara ini dapat memicu ketidakpastian yang lebih besar dalam arena teknologi global.

Sementara itu, DeepSeek, sebagai aplikasi AI yang sedang naik daun, harus menghadapi tantangan dalam menjaga kepercayaan pengguna, terutama dari pemerintah di negara-negara yang menerapkan larangan tersebut. Hal ini dapat berimplikasi besar pada inovasi dan pengembangan teknologi AI, serta hubungan dagang antara negara-negara yang terlibat.

Larangan terhadap DeepSeek menyoroti perdebatan luas mengenai keamanan teknologi dan ketahanan terhadap risiko yang ditimbulkan oleh pengawasan dan pengumpulan data. Pemerintah di berbagai belahan dunia tampak semakin serius dalam melindungi kepentingan nasional di tengah maraknya penggunaan teknologi canggih yang berpotensi membahayakan privasi dan keamanan data.

Dimas Harsono adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button