
Startup asal Tiongkok, DeepSeek, baru-baru ini mengungkapkan data mengenai biaya dan pendapatan terkait model kecerdasan buatan (AI) mereka, V3 dan R1. Dalam pengumuman yang dilakukan pada hari Sabtu, 1 Maret, perusahaan ini mengklaim bahwa rasio biaya terhadap keuntungan teoretis dapat mencapai 545% per hari. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa angka ini mungkin jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan aktual yang akan diterima.
Pengungkapan ini menjadi yang pertama dari DeepSeek, yang berpusat di Hangzhou, terkait margin keuntungan dalam konteks inferensi. Inferensi merupakan tahap di mana model AI yang telah dilatih digunakan untuk melakukan berbagai tugas, seperti chatbot atau analisis data, dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah dibandingkan ketika proses pelatihan berlangsung.
Menurut laporan dari Reuters, informasi ini memiliki potensi untuk mengguncang pasar saham AI di luar Tiongkok. Perlu dicatat bahwa pada bulan Januari lalu, saham-saham yang terkait dengan teknologi AI global mengalami penurunan setelah chatbot berbasis model R1 dan V3 berhasil mendapatkan popularitas di seluruh dunia.
Banyak perhatian saat ini tertuju pada efisiensi biaya yang dimiliki oleh DeepSeek. Perusahaan ini mengklaim bahwa mereka hanya mengeluarkan kurang dari US$ 6 juta atau sekitar Rp 99,4 miliar untuk chip yang digunakan dalam pelatihan model mereka. Angka ini dijelaskan jauh lebih rendah dibandingkan dengan para pesaingnya di AS, seperti OpenAI, yang menginvestasikan miliaran dolar dalam teknologi serupa.
DeepSeek memanfaatkan chip Nvidia H800 yang diklaim memiliki daya komputasi lebih rendah dibandingkan perangkat keras yang digunakan oleh perusahaan AI asal Amerika. Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor mengenai besaran investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di AS yang mengalokasikan dana besar untuk chip mutakhir.
Seperti yang dijelaskan dalam sebuahunggahan di GitHub, asumsi biaya sewa untuk satu chip H800 adalah US$ 2 per jam. Dengan asumsi ini, total biaya inferensi harian untuk model V3 dan R1 mencapai sekitar US$ 87.072. Pendapatan harian teoretis yang dihasilkan oleh dua model ini diperkirakan dapat mencapai US$ 562.027, yang berpotensi menghasilkan rasio keuntungan yang sangat menggiurkan jika dihitung selama setahun, yakni lebih dari US$ 200 juta.
Namun, DeepSeek dengan hati-hati menekankan bahwa pendapatan riil kemungkinan akan jauh lebih kecil dari estimasi tersebut, karena beberapa faktor. Di antara faktor-faktor tersebut adalah:
– Biaya penggunaan model V3 yang lebih rendah dibandingkan model R1,
– Hanya sebagian dari layanan yang dimonetisasi, sementara banyak akses web dan aplikasi tetap gratis,
– Pengembang yang memanfaatkan layanan DeepSeek membayar lebih sedikit selama periode sibuk.
Dengan kondisi pasar yang selalu berubah dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan aktual, DeepSeek menunjukkan transparansi yang jarang dilakukan oleh banyak perusahaan teknologi. Mereka berusaha untuk menjadi inovator di ruang AI dengan memberikan informasi yang diperlukan untuk menginformasikan investor serta pelanggan tentang potensi teknologi yang mereka tawarkan.
Yang pasti, dengan pengumuman ini, DeepSeek berusaha untuk menarik perhatian lebih banyak investor dan pelanggan. Dalam industri yang kompetitif seperti AI, efisiensi biaya dan inovasi teknologi menjadi kunci dalam sukses jangka panjang. Kesuksesan DeepSeek dalam mengeksplorasi model bisnis ini akan bergantung pada kemampuan mereka untuk mewujudkan estimasi keuntungannya dan mengelola biaya operasional secara efisien.