![DeepSeek Sedang Dikaji: Inovasi Teknologi yang Menarik Perhatian](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/DeepSeek-Sedang-Dikaji-Inovasi-Teknologi-yang-Menarik-Perhatian.jpg)
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) saat ini tengah melakukan kajian mendalam terkait potensi serta ancaman yang bisa ditimbulkan dari aplikasi kecerdasan buatan (AI) bernama DeepSeek, yang berasal dari China. Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Oki Suryowahono, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kemenkomdigi, ia menjelaskan bahwa pemerintah berupaya untuk lebih hati-hati dalam merespons maraknya penggunaan teknologi ini. "Kami ingin memastikan bahwa penggunaan DeepSeek tidak membawa risiko yang tidak diinginkan bagi masyarakat," ungkapnya.
DeepSeek merupakan chatbot yang serupa dengan layanan yang diberikan oleh ChatGPT dari OpenAI. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menganalisis berkas, menjawab pertanyaan, serta mencari informasi di internet. Selain itu, DeepSeek juga menawarkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah berkas dan menyinkronkan riwayat obrolan di berbagai perangkat. Namun, kehadiran aplikasi tersebut justru memunculkan beberapa kekhawatiran di kalangan pemerintah dan publik, terutama berkaitan dengan keamanan data pribadi.
Berikut adalah beberapa isu penting terkait penggunaan DeepSeek yang sedang dikaji oleh Kemenkomdigi:
Keamanan Data: DeepSeek menyimpan data pengguna di server yang terletak di China, meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan akses yang tidak sah oleh pihak ketiga, termasuk pemerintah China. Poin ini telah membuat sejumlah negara dan perusahaan memutuskan untuk memblokir akses ke aplikasi ini.
Infrastruktur Digital: Kemenkomdigi menyadari pentingnya pembangunan infrastruktur digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Terdapat kesenjangan yang signifikan antara infrastruktur di Pulau Jawa dan wilayah Indonesia Timur, yang terutama berdampak pada daerah-daerah terpencil.
- Literasi Digital: Peningkatan literasi dan kemampuan talenta digital juga menjadi fokus pemerintah. Program-program seperti Digital Talent Scholarship dirancang untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di kancah global.
Oki menambahkan bahwa penggunaan teknologi berbasis AI seperti DeepSeek memunculkan tantangan yang kompleks. Seperti yang dia sebutkan, AI bisa menjadi "dua sisi mata uang." Di satu sisi, ia menawarkan kemudahan, tetapi di sisi lain, ada risiko penyalahgunaan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dikemukakan olehnya:
- Hak Asasi Manusia (HAM): Penggunaan AI dapat melahirkan isu-isu terkait HAM, terutama jika teknologi ini digunakan untuk memantau atau mengontrol individu.
- Pelanggaran Hak Cipta: Aplikasi kecerdasan buatan berpotensi menimbulkan konflik terkait hak cipta, mengingat kemampuannya untuk menghasilkan konten baru dengan memanfaatkan data yang sudah ada.
- Kejahatan Siber: Penggunaan AI juga berisiko pada pencurian data dan serangan siber, yang bisa merugikan banyak pihak.
Sebagai langkah preventif, Kemenkomdigi telah merumuskan beberapa strategi untuk mengatasi tantangan yang ada, antara lain:
- Pendekatan Berbasis Etika: Mengedepankan aspek etika dalam penggunaan teknologi AI, yang tercantum dalam Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika mengenai Etika Kecerdasan Artifisial.
- Pengembangan Teknologi dan Infrastruktur: Mendorong pembangunan infrastruktur digital agar lebih merata, serta meningkatkan akses bagi masyarakat di daerah-daerah kurang terlayani.
- Integrasi Sektor Strategis: Memfasilitasi integrasi teknologi AI ke dalam sektor-sektor penting seperti perdagangan, kesehatan, dan pendidikan, untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi.
Kemenkomdigi berkomitmen untuk melakukan kajian yang lebih mendalam sebelum mengambil langkah lebih lanjut terkait dengan pemanfaatan DeepSeek. Langkah hati-hati ini diharapkan dapat melindungi masyarakat dan menjaga keamanan data pengguna di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Pihak pemerintah akan terus mengikuti perkembangan dan ancaman yang mungkin muncul akibat penggunaan teknologi ini, menjadikan perhatian pada aspek etika dan keamanan sebagai prioritas utama.