Artis Denada menunjukkan kesetiaan dan cinta yang mendalam terhadap ibunya, Emilia Contessa, dengan melakukan perjalanan panjang demi memberikan penghormatan terakhir. Dalam video yang diunggahnya, Denada menyampaikan perjalanannya dari Jakarta ke Banyuwangi, sebuah langkah yang dipercayai sebagai momen terakhir untuk bertemu dengan sang ibu.
Perjalanan itu berlangsung setelah Denada menyelesaikan pekerjaannya di Jakarta. Ia langsung menuju bandara untuk terbang ke Surabaya, lalu melanjutkan perjalanan darat sekitar enam jam ke Banyuwangi. Dalam proses perjalanannya, Denada rela mengambil alih kemudi mobil untuk mempercepat kedatangannya. “Perjalanan darat kurang lebih enam jam dan nggak tidur sama sekali. Pertengahan jalan mba Denada masih nyetir dari Situbondo sampai depan rumah Banyuwangi,” ungkapnya dalam keterangan video tersebut. Tindakan esto menunjukkan betapa besar dedikasinya sebagai anak, meskipun keadaan fisiknya sangat lelah.
Setibanya di rumah duka, Denada terlibat langsung dalam proses memandikan dan mempersiapkan jenazah ibunya sebelum dimakamkan. Namun, ia membuat keputusan untuk tidak menghadiri prosesi pemakaman yang berlangsung di Kantor Pemda Banyuwangi. Denada menjelaskan memilih tidak ikut mengiringi jenazah ibunya berdasarkan anjuran seseorang yang dianggapnya sebagai guru. Meskipun tidak hadir saat pemakaman, ia tetap menunjukkan rasa cinta dan hormatnya.
Emilia Contessa, yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai penyanyi, meninggal dunia pada 27 Januari 2025, dalam usia 67 tahun karena gagal jantung akut setelah dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Kepergiannya menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan penggemar. Denada, dalam pernyataannya, mengungkapkan tidak memiliki firasat akan kepergian ibunya. Namun, seminggu sebelum meninggal, ibunya sempat menerima pesan mengharukan dari cucunya, Aisyah, yang menyampaikan kerinduannya kepada neneknya. “Ibuku bingung karena cucunya tidak pernah bicara hal serupa sebelumnya,” kata Denada, menggambarkan momen yang penuh emosi tersebut.
Di balik kesedihan yang menyelimuti momen ini, perjalanan Denada menyiratkan pentingnya hubungan keluarga dan nilai-nilai kasih sayang yang tak ternilai. Ia menunjukkan kepada publik betapa jauh ia bersedia pergi dan usaha yang harus dilakukan untuk memberikan dukungan kepada orang tersayang, bahkan di saat-saat terakhir. Kebersamaannya dengan ibunya menjadi momen yang tidak akan dilupakan, selamanya terpatri dalam ingatan.
Seiring dengan itu, Denada tidak hanya menginginkan kenangan indah terhadap ibunya, tetapi juga berusaha untuk mengenang legasi yang telah ditinggalkan Emilia Contessa. Sebagai seorang seniman, Emilia tidak hanya diingat melalui lagu-lagu yang dinyanyikannya tetapi juga melalui nilai-nilai kuat yang ia tanamkan kepada keluarga dan anak-anaknya.
Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya untuk menghargai waktu yang kita miliki bersama orang-orang tercinta. Meskipun perpisahan merupakan bagian dari kehidupan, tindakan Denada untuk menempuh perjalanan jauh ini menunjukkan bahwa tidak ada cinta yang lebih kuat daripada cinta seorang anak kepada ibunya. Melalui perjalanan dan pengorbanannya, Denada menegaskan kembali bahwa kasih sayang keluarga akan selalu menjadi landasan yang kuat dalam kehidupan.