Sejak dilantik kembali sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 januari 2025, Donald Trump langsung memamerkan sejumlah kebijakan yang menuai beragam reaksi, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Kebijakan-kebijakan yang diusungnya telah memicu perdebatan sengit, menyoroti sikap kontroversial dan langkah-langkah yang dianggap ekstrem. Berikut adalah deretan kebijakan Trump yang bikin geger dunia.
Imigrasi menjadi salah satu fokus utama Trump. Ia kembali melanjutkan ide untuk menerapkan perbatasan ketat antara Amerika Serikat dan Meksiko dan menerapkan kebijakan “tetap di Meksiko”, di mana para imigran harus menunggu di Meksiko selama proses suaka mereka berlangsung. Selain itu, ia mencabut program “tangkap dan lepas” yang memungkinkan migran tinggal di Amerika Serikat saat menunggu sidang. Melalui langkah-langkah tersebut, Trump juga ingin membatasi jumlah migran yang masuk dengan ketentuan kesehatan ketat serta mengeluarkan larangan bagi pendatang dari negara-negara penganut agama Islam.
Kebijakan lainnya yang menimbulkan gegeran adalah deklarasi darurat energi tingkat nasional. Dengan langkah ini, Trump berupaya melonggarkan regulasi lingkungan dan mempercepat izin proyek-proyek pertambangan. Salah satu tindakan konkret adalah membuka akses pengeboran minyak dan gas di Alaska, serta membatalkan program Green New Deal yang dianggapnya menjadi penghambat bagi penciptaan lapangan kerja.
Tak kalah kontroversial, Trump juga mengambil langkah untuk memulai proses penarikan Amerika Serikat dari World Health Organization (WHO). Ia mengecam cara lembaga tersebut menangani situasi Covid-19, mengklaim bahwa organisasi tersebut tidak efisien dan tidak transparan selama pandemi. Tindakan ini merupakan yang kedua kalinya Trump berusaha menarik AS keluar dari WHO yang dinilai memperburuk reputasi Amerika di dunia internasional.
Dalam isu gender, Trump kembali mendeklarasikan bahwa hanya ada dua gender yang diakui, laki-laki dan perempuan. Kebijakan ini memiliki dampak luas terhadap hak-hak sipil transgender, serta berdampak pada dokumen resmi seperti paspor dan visa. Trump juga mengakhiri program-program yang mendukung keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, mengklaim bahwa tindakan tersebut perlu dilakukan untuk menjaga kesatuan warga negara.
Sebagai bagian dari strategi politiknya, Trump menunda pelarangan aplikasi TikTok selama 75 hari. Walaupun sebelumnya mendukung larangan tersebut, keputusan ini muncul setelah ia melihat dampak positif dalam kampanye pemilihannya, di mana video kampanyenya mencatat miliaran tayangan melalui platform tersebut.
Trump juga mengumumkan pengampunan bagi hampir 1.600 pendukungnya yang terlibat dalam kerusuhan di Gedung Kongres pada tahun 2021. Ia menyebut mereka sebagai “sandera” dan memberikan keringanan hukuman bagi anggota kelompok ekstremis yang terlibat dalam insiden tersebut, langkah yang memicu kemarahan banyak pihak.
Lebih jauh lagi, Trump telah merombak struktur pemerintahan, termasuk pembentukan Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge) yang bertugas untuk memotong biaya pemerintahan. Dalam usaha ini, perekrutan pegawai federal baru ditunda hingga Trump merasa dapat mengendalikan situasi secara penuh. Dia mengeluarkan instruksi agar pegawai federal kembali bekerja di kantor, mengakhiri kebijakan kerja dari rumah yang diterapkan selama pandemi.
Kebijakan-kebijakan ini membentuk wajah baru pemerintahan Trump, yang kembali sejalan dengan prinsip-prinsip konservatif dan populis yang ia usung selama kampanye. Ragam keputusan yang diambilnya menjadikan masyarakat internasional, serta warga negara Amerika Serikat, terus memantau langkah-langkah yang akan diambil Trump dalam periode kepemimpinannya kali ini. Dalam banyak hal, kebijakan-kebijakan ini mencerminkan tantangan-tantangan langsung yang dihadapi oleh pemerintahan baru ini di tengah dinamika global yang terus berubah.
