Proses renovasi Stadion Kanjuruhan yang terletak di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kini memasuki fase yang diharapkan mampu memberikan makna lebih bagi masyarakat, terutama bagi keluarga korban tragedi yang terjadi di stadion tersebut. Rencana desain dan monumen peringatan tragedi Kanjuruhan diklaim sudah melibatkan masukan dari keluarga korban, menunjukkan komitmen pemerintah dan kontraktor untuk menjaga ingatan dan menghormati mereka yang terdampak.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Airyn Saputri Harahap, menyatakan bahwa pihak kontraktor, PT Waskita Karya dan PT Abhipraya Brantas, telah mengambil langkah proaktif dengan mengundang diskusi bersama 135 keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Diskusi ini bertujuan mengakomodasi harapan dan keinginan keluarga tentang desain stadion dan monumen peringatan. "Kami mengajak diskusi satu per satu dengan keluarga yang ada, untuk mengetahui apa yang mereka inginkan," ucap Airyn.
Renovasi stadion ini bukan tanpa tantangan, mengingat kompleksitas permintaan dan harapan dari berbagai pihak. Namun, Airyn menegaskan bahwa masukan dari keluarga menjadi prioritas utama. Dikatakannya, "Kami ingin memastikan bahwa setiap keinginan yang disampaikan oleh keluarga bisa dipertimbangkan dan, bila memungkinkan, diakomodasi dalam proses desain."
Pintu 13 yang ada di stadion, dijadikan sebagai simbol dalam monumen peringatan tragedi ini. Pintu tersebut akan berfungsi sebagai pengingat akan peristiwa tragis yang merenggut banyak nyawa, sekaligus menciptakan ruang bagi keluarga untuk berkunjung dan mengenang para korban. Airyn menjelaskan bahwa semua detail, hingga pemilihan warna monumen, melalui proses konsultasi yang mendalam dengan pihak keluarga. "Mereka bisa memberikan masukan, mulai dari desain hingga warna yang diinginkan," tambahnya.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang diambil dalam proses renovasi dan desain stadion serta monumen peringatan:
- Diskusi dengan Keluarga Korban: Pertemuan resmi dan diskusi dilakukan untuk memahami apa yang diinginkan oleh keluarga.
- Akomodasi Berbagai Permintaan: Setiap permintaan dari keluarga dicatat dan diperiksa kelayakannya untuk diakomodasi dalam desain.
- Pendaftaran Resmi: Pihak kontraktor menyediakan dokumentasi resmi untuk menjaga transparansi dalam setiap fase proyek.
- Distribusi Informasi: Keluarga diajak untuk terlibat dalam forum-forum resmi, dan hasil diskusi digunakan dalam pengambilan keputusan desain.
- Pembangunan yang Berkelanjutan: Seluruh tahap pembangunan dipantau secara berkala untuk memastikan bahwa setiap detail sesuai dengan harapan keluarga korban.
Proses ini menunjukkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proyek-proyek yang berdampak langsung pada mereka. Dalam hal ini, renovasi Stadion Kanjuruhan menjadi contoh bagaimana keterlibatan keluarga korban dalam desain dan perencanaan dapat meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat atas ruang publik.
Dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, pemerintah berharap stadion ini tidak hanya akan kembali berfungsi sebagai tempat olahraga, tetapi juga menjadi situs peringatan yang dapat mengedukasi generasi mendatang mengenai pentingnya keselamatan dan perdamaian dalam setiap perhelatan olahraga. Renovasi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara stadion dengan masyarakat lokal serta menghormati ingatan para korban, sehingga tragedi Kanjuruhan tidak akan terlupakan.