
Kejaksaan Agung (Kejagung) baru-baru ini mengumumkan penetapan dua tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina (Persero). Penetapan ini merupakan bagian dari penyidikan yang ditangani oleh Direktorat Penuntutan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) terkait dugaan tindak pidana yang diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi di Pertamina dan pihak swasta.
Dua tersangka baru yang ditetapkan adalah Maya Kusmaya, yang menjabat sebagai Direktur Pemasaran Pusat Pertamina Patra Niaga, dan Edward Corne, yang memiliki posisi sebagai Wakil Presiden Trading Operation di Pertamina Patra Niaga. Dalam keterangan tertulis, Direktur Penyidikan Jampidsus, Abdul Qohar, menyatakan bahwa awalnya kedua tersangka dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi. Namun, keduanya gagal hadir dalam pemanggilan yang telah dilakukan secara patut.
Karena ketidakpatuhan mereka, penyidik Kejagung terpaksa melakukan tindakan jemput paksa. Setelah proses penjemputan, kedua tersangka langsung menjalani pemeriksaan secara maraton di kantor Kejagung. Alih-alih memberikan keterangan sebagai saksi, hasil penyidikan kemudian menunjukkan adanya cukup bukti untuk menaikkan status kedua individu tersebut menjadi tersangka. "Terhadap kedua tersangka tersebut, penyidik telah menemukan bukti yang cukup bahwa dua tersangka diduga melakukan tindak pidana bersama-sama dengan tujuh tersangka lainnya," ujar Harli, pihak Kejaksaan Agung.
Dua tersangka baru ini akan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba cabang Kejaksaan Agung selama 20 hari ke depan. Mereka bergabung dengan tujuh tersangka sebelumnya, di mana empat di antaranya adalah petinggi PT Pertamina, sementara tiga lainnya berasal dari pihak swasta.
Daftar tujuh tersangka yang telah ditetapkan dalam kasus ini mencakup:
- Riva Siahaan – Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga.
- Sani Dinar Saifuddin – Direktur Optimasi Feedstock dan Produk.
- Yoki Firnandi – Direktur Utama PT Pertamina Internasional Shipping.
- Agus Purwono – Wakil Presiden Feedstock Manajemen Kilang Pertamina Internasional.
- Muhammad Kerry Andrianto Riza – Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa, yang merupakan anak seorang saudagar minyak, Riza Chalid.
- Dimas Werhaspati – Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim.
- Gading Ramadhan Joedo – Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.
Kasus ini melibatkan kerugian negara yang cukup besar, diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun. Besarnya angka tersebut menandakan skala korupsi yang serius dan patut mendapatkan perhatian lebih dari semua pihak. Publik semakin menanti perkembangan kasus ini, mengingat dampaknya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan, tetapi juga oleh konsumen dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Dalam konteks ini, penting untuk menyoroti bahwa langkah yang diambil Kejaksaan Agung guna menanggulangi kasus ini sejalan dengan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Dengan penegakan hukum yang tegas, diharapkan akan memberikan efek jera bagi pelaku korupsi lainnya serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap sektor BUMN, terutama Pertamina yang merupakan salah satu perusahaan vital dalam industri energi nasional.
Sebagai tambahan, masyarakat diharapkan untuk terus mengikuti informasi mengenai perkembangan kasus ini, karena transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus-kasus besar seperti ini menjadi kunci untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi. Kejaksaan Agung juga diharapkan untuk terus memperkuat profesionalisme dan integritas di dalam institusi, guna mendukung reformasi yang berkelanjutan di Indonesia.