Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan kunjungan penting ke Inggris untuk menemui Raja Charles III di Sandringham House pada hari Minggu, usai insiden pengusiran yang terjadi di Gedung Putih. Kunjungan ini dilakukan hanya dua hari setelah Zelensky terlibat dalam pertengkaran verbal dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance di Oval Office, yang berujung pada pengusiran dirinya dan delegasi dari Amerika.
Kunjungan Zelensky ke Inggris bertepatan dengan upaya Inggris untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina di tengah ketegangan yang meningkat antara Ukraina dan AS. Pertemuan di Sandringham House muncul sebagai langkah diplomatik strategis bagi Zelensky, yang kini berada dalam posisi yang lebih rumit setelah menjadi sorotan utama dalam hubungan US-Ukraina yang kian meruncing.
Sebelum menemui Raja Charles, Zelensky juga bertemu dengan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, yang memberikan sambutan hangat dan dukungan penuh terhadap Ukraina. Starmer menegaskan komitmen Inggris untuk membantu Ukraina dalam menghadapi tantangan yang dihadapi. Di tengah suasana yang tegang, Starmer memeluk Zelensky sebagai tanda solidaritas.
Dua hari sebelumnya, Zelensky terlibat dalam debat sengit dengan Trump dan Vance di Oval Office. Dalam diskusi tersebut, Zelensky memberikan pandangan kritis terkait dukungan AS untuk Ukraina. Namun, respons dari kedua pemimpin AS tidak seperti yang diharapkan, dan hasilnya, Zelensky diusir dari Gedung Putih oleh Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, yang menyebut sikap Zelensky sebagai kurang berterima kasih.
Kunjungan ke Sandringham House diadakan menjelang pertemuan puncak darurat Eropa yang digelar oleh Inggris. Pertemuan ini bertujuan untuk melibatkan negara-negara Eropa lain dalam meningkatkan dukungan untuk Ukraina, sekaligus menanggapi insiden di Gedung Putih dan perkembangan konflik yang berkepanjangan di Ukraina.
Akun media sosial resmi keluarga Kerajaan Inggris mengunggah momen ketika Zelensky bertemu dengan Raja Charles. Dalam foto tersebut, keduanya nampak saling berjabat tangan, memperlihatkan keseriusan dan harapan untuk memperkuat hubungan bilateral. Dalam unggahan tersebut tertera, “Malam ini, Yang Mulia Raja menerima Presiden Ukraina, @ZelenskyyUa, di Sandringham House,” diakhiri dengan emoticon bendera Ukraina, menandakan dukungan terhadap negara yang tengah berjuang tersebut.
Kerja sama antara Inggris dan Ukraina semakin diperlihatkan dalam momen-momen seperti ini, di mana pemimpin Inggris menanggapi kebutuhan Zelensky dan rakyat Ukraina di tengah ketidakpastian yang melanda hubungan mereka dengan AS. Sebelumnya, hubungan ini terjalin erat, namun kini terancam oleh perbedaan pandangan yang mencolok antara pemimpin Amerika dan Ukraina.
Senada dengan hal tersebut, pejabat senior di Pentagon dan Departemen Pertahanan AS mulai mempertimbangkan ulang kebijakan mereka terhadap Ukraina, melihat insiden di Oval Office sebagai pertanda akan gejolak yang mungkin terjadi dalam hubungan bilateral. Komentar kritis yang dilontarkan oleh Zelensky tak lepas dari perhatian dan menjadi fokus bagi analis politik di seluruh dunia, menandakan bagaimana diplomasi internasional berperan di tengah konflik yang kompleks ini.
Momen penting dalam pertemuan Zelensky dan Raja Charles ini menjadi simbol harapan bagi Ukraina, terutama di saat ketegangan hubungan dengan AS. Melalui dukungan Inggris, Ukraina berharap dapat meraih kembali momentum bagi dukungan internasional yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang semakin besar di masa depan. Dengan latar belakang perebutan kekuasaan dan perubahan sikap di kalangan para pemimpin dunia, kunjungan ini menjadi kunci untuk membuka peluang baru bagi Ukraina dalam mencapai stabilitas dan perdamaian.