Donald Trump Janji Bayar Upah Lembur Astronot yang Terlantar!

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan kesediaannya untuk membayar biaya lembur bagi dua astronot NASA, Suni Williams dan Butch Wilmore, yang terjebak di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama sembilan bulan. Keduanya tidak menerima gaji lembur yang seharusnya mereka dapatkan selama periode tersebut, yang jumlahnya diperkirakan mencapai USD 1.430 per hari, atau total sekitar USD 408.580 untuk 286 hari.

Dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan, Trump menegaskan, “Tidak ada yang memberi tahu saya. Saya akan membayar dengan uang saya sendiri karena jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang telah mereka alami.” Pernyataan ini mencerminkan komitmen pribadi Trump terhadap kesejahteraan para astronot yang berkontribusi besar dalam eksplorasi luar angkasa.

Kedua astronot veteran tersebut, yang juga merupakan mantan pilot uji Angkatan Laut AS, berhasil kembali ke Bumi setelah menunggu lebih lama dari yang direncanakan. Mereka meluncur dari ISS pada hari Selasa lalu, menggunakan pesawat Crew Dragon milik SpaceX. Dalam perjalanan pulang yang memakan waktu 17 jam, mereka berhasil mendarat dengan selamat di lautan, mengurangi kecepatan dari 17.000 mil per jam menjadi 17 mil per jam sebelum akhirnya sampai dengan aman.

Proses kepulangan mereka tidaklah mudah. Suni Williams dan Butch Wilmore awalnya diluncurkan ke luar angkasa pada bulan Juni sebagai bagian dari misi Starliner pertama yang merupakan misi uji coba selama delapan hari. Namun, masalah serius pada sistem propulsi pesawat ruang angkasa tersebut menyebabkan penundaan yang berkepanjangan, mendorong NASA untuk menggunakan pesawat SpaceX sebagai alternatif untuk membawa mereka pulang.

Baca juga: Dampak Perjalanan Panjang terhadap Astronaut

Selama tinggal di luar angkasa, durasi misi Wilmore dan Williams menjadi rekor baru bagi ISS, melebihi misi biasa yang biasanya berlangsung enam bulan. Meski begitu, mereka belum berhasil memecahkan rekor durasi pendaftaran misi luar angkasa yang disimpan oleh astronot AS, Frank Rubio, yang menghabiskan 371 hari di luar angkasa setelah menghadapi kebocoran pendingin pada pesawat antariksa Rusia tahun 2023.

Kepulangan mereka ke Bumi sangat dipersembahkan oleh teknologi dan dukungan SpaceX yang dimiliki oleh Elon Musk. Trump juga menyatakan terima kasih kepada Musk, menyebutkan bahwa, “Jika bukan karena Musk, mereka mungkin harus tinggal di sana lebih lama dan mungkin berisiko memengaruhi tubuh mereka.” Dukungan publik ini menunjukkan sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam misi luar angkasa.

Dalam konteks ini, pernyataan Trump juga mencerminkan ketertarikan dan perhatian Presiden pada kebijakan luar angkasa yang lebih luas. Dia menyatakan bahwa pengorbanan dan keberanian para astronot dalam menjalani misi luar angkasa patut diapresiasi dengan cara yang konkret, sekaligus menunjukkan betapa menantangnya kehidupan di luar angkasa.

Pengumuman ini menarik perhatian publik, bukan hanya karena biaya yang akan ditanggung Trump, tetapi juga menjelaskan banyaknya tantangan yang dihadapi para astronot saat menjalani misi jangka panjang di luar angkasa. Penyampaian informasi di tengah situasi seperti ini menunjukkan pentingnya transparansi terhadap anggaran dan pengelolaan sumber daya dalam program luar angkasa.

Keputusan Trump untuk menawarkan pembayaran lembur ini menjadi simbol dukungan bagi para petugas luar angkasa, yang sering kali menghadapi risiko dalam melaksanakan misinya. Hal ini juga menghadirkan diskusi lebih luas mengenai peran pemerintah dalam memberi dukungan kepada para astronot dan program luar angkasa di masa depan. Tindakan ini mungkin mendorong inisiatif serupa dalam pengelolaan misi-misi luar angkasa yang direncanakan, serta meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kebutuhan dan kesejahteraan para penjelajah luar angkasa yang berani melangkah di luar batas planet kita.

Berita Terkait

Back to top button