Dunia

Donald Trump Siap Teken Perintah Ciptakan Sistem Rudal Iron Dome AS

Presiden Donald Trump telah mengungkapkan niatnya untuk segera menandatangani perintah eksekutif yang akan memulai pembangunan sistem pertahanan rudal baru bernama Iron Dome untuk Amerika Serikat. Dalam sebuah pertemuan dengan anggota Kongres Partai Republik di Miami, Trump menekankan pentingnya memiliki pertahanan yang kuat dan canggih untuk melindungi warga negara, mirip dengan yang telah dilakukan Israel dengan sistem Iron Dome-nya yang sudah terbukti efektif dalam mencegat ribuan roket dari musuh.

"Kita perlu segera memulai pembangunan perisai pertahanan rudal Iron Dome yang canggih," ujarnya pada saat Menteri Pertahanan baru, Pete Hegseth, mulai menjabat. Pengumuman ini merupakan langkah besar yang diharapkan dapat memberikan perlindungan lebih terhadap potensi ancaman yang mungkin dihadapi oleh Amerika Serikat.

Proyek ini bukanlah hal baru bagi Trump. Selama kampanye pemilihan presiden 2024, dia telah merangkul ide pembangunan sistem tersebut sebagai salah satu janji utama. Dalam acara "Make America Great Again Victory Rally" di Washington, DC, dia menyatakan, "Saya akan memerintahkan militer kita untuk memulai pembangunan perisai pertahanan rudal Iron Dome yang hebat, yang semuanya akan dibuat di AS."

Berikut beberapa poin penting terkait rencana pengembangan sistem Iron Dome versi AS:

  1. Inspirasi dari Israel: Iron Dome yang asli dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries dengan dukungan dari AS. Sistem ini memiliki kemampuan untuk mencegat rudal jarak pendek dengan jangkauan sekitar 70 km.

  2. Perlunya Adaptasi: Trump belum memberikan rincian konkret tentang bagaimana sistem ini akan diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan keamanan Amerika. Mengingat bahwa AS terpaut jauh secara geografis dan strategis dengan Israel, para pakar keamanan mempertanyakan seberapa realistis meniru sistem yang telah ada di tengah perbedaan ancaman yang harus dihadapi.

  3. Kritik dari Ahli Pertahanan: Jenderal Glen VanHerck, yang baru saja pensiun sebagai kepala Komando Utara AS, menyatakan keprihatinan tentang kelayakan proyek ini. "Anda tidak dapat mempertahankan seluruh Amerika Serikat. Itu tidak realistis, tidak terjangkau, dan tidak dapat dicapai," katanya kepada ABC News.

  4. Keputusan Eksekutif Lainnya: Selain perintah terkait Iron Dome, ada dua perintah eksekutif lainnya yang ditujukan untuk menghapus inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di militer, serta menghilangkan ideologi transgender dalam kepemimpinan militer. Trump juga berencana untuk mengembalikan anggota militer yang dipecat karena menolak mematuhi mandat selama pandemi Covid-19, yang diperkirakan melibatkan sekitar 8.000 personel.

  5. Komitmen Partai Republik: Rencana pembangunan Iron Dome versi AS telah menjadi bagian dari komitmen pra-Pemilu Partai Republik dan merupakan salah satu janji inti bagi Trump, yang terus berusaha untuk memperkuat posisi militernya di hadapan pemilih.

Tekad Trump untuk mengimplementasikan sistem rudal canggih tersebut mencerminkan pendekatan yang proaktif dalam menangani isu pertahanan nasional. Sistem Iron Dome, yang telah terbukti efektif di Israel, memberi sinyal kepada negara bahwa keamanan adalah prioritas utama, sekaligus mengajak masyarakat untuk berinvestasi dalam kekuatan militer modern. Meskipun ada tantangan dan skeptisisme terkait kelayakan adaptasi sistem ini, langkah yang diambilnya menunjukkan orientasi yang jelas dalam kebijakan pertahanan yang akan terus dipantau oleh para analis dan pengambil keputusan di berbagai tingkat pemerintahan.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button