Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk menarik negara tersebut dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keputusan ini mendapat perhatian luas dan memunculkan berbagai pertanyaan mengenai dampak yang bisa terjadi, baik di dalam negeri maupun pada kesehatan global. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, menguraikan beberapa dampak penting yang perlu dipahami terkait langkah tersebut.
Proses penarikan diri ini diperkirakan akan memakan waktu hingga satu tahun untuk dieksekusi sepenuhnya. Meskipun informasi awal menyebutkan durasi tersebut, dinamika politik dan kebijakan yang terus berubah bisa mempengaruhi waktu pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya situasi ini dan kemungkinan ada perubahan di tengah jalan.
Dampak signifikan pertama dari penarikan AS dari WHO adalah terkait kesehatan masyarakat di negara itu sendiri. Pemerintah Amerika telah mempertimbangkan implikasi keputusan ini terhadap sistem kesehatan publik, terutama dalam pengelolaan pandemi dan pengawasan penyakit menular. Dengan mundurnya AS dari WHO, terdapat kekhawatiran bahwa pengelolaan informasi kesehatan global mungkin akan mengalami kendala.
Selain itu, penarikan ini juga berpotensi mengganggu kesehatan global. Dengan populasi yang besar dan tingkat mobilitas yang tinggi, keputusan ini dapat merusak pengawasan kesehatan internasional. Keberadaan warga AS yang sering bepergian ke seluruh dunia membuat proteksi terhadap penyakit menular menjadi semakin rumit, yang berpotensi menciptakan tantangan baru dalam pencegahan wabah.
Berbagai implikasi juga muncul dari luasnya wilayah Amerika Serikat. Penarikan ini dapat menciptakan tantangan baru dalam koordinasi lintas batas terkait pengendalian penyakit, khususnya di kawasan perbatasan dan daerah terpencil. Pihak berwenang mungkin menghadapi kesulitan untuk menjaga kesehatan masyarakat dalam situasi yang membahas pengawasan dan penanggulangan penyakit menular.
Di sisi lain, peran lembaga kesehatan AS, seperti Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan National Institutes of Health (NIH), menjadi sorotan. Keberadaan lembaga-lembaga ini yang selama ini banyak berkontribusi dalam kesehatan global juga akan terpengaruh oleh keputusan untuk menarik diri dari WHO. Penelitian dan pengembangan kesehatan yang dijalankan oleh berbagai universitas ternama AS juga dapat mengalami hambatan dalam kolaborasi internasional yang sudah terjalin lama.
Salah satu aspek penting lainnya adalah kontribusi finansial dari AS kepada WHO. Negara ini merupakan salah satu penyumbang terbesar, yang menyuplai sekitar 18 persen anggaran organisasi tersebut pada tahun 2023. Jika penarikan ini terjadi, keberlanjutan operasional WHO dapat terancam, dan organisasi ini mungkin perlu melakukan analisis ulang terhadap struktur pendanaannya agar program-program kesehatan global tetap berjalan.
Pihak WHO sendiri menyatakan penyesalan mendalam atas keputusan tersebut. Juru bicara organisasi, Tarik Jasarevic, menegaskan bahwa peran WHO sangat krusial dalam melindungi kesehatan masyarakat global, termasuk rakyat Amerika. Jasarevic mengingatkan bahwa AS adalah salah satu pendiri WHO sejak 1948, serta menggambarkan bagaimana kolaborasi antara AS dan WHO telah menyelamatkan banyak nyawa melalui upaya bersama menghentikan penyakit seperti cacar dan hampir memberantas polio.
Dengan langkah ambisius ini, masa depan hubungan antara AS dan WHO akan menjadi perhatian banyak pihak. Konsekuensi terhadap kesehatan global, kerjasama internasional, dan koordinasi penanggulangan penyakit bisa mengalami perubahan signifikan. Sementara itu, banyak yang menunggu untuk melihat apakah situasi ini akan mempengaruhi kebijakan domestik dan kesehatan rakyat Amerika secara keseluruhan.