
Pasangan selebritas Dude Harlino dan Alyssa Soebandono berbagi pengalaman menarik mengenai tantangan yang mereka hadapi saat menghadapi Gerakan Tutup Mulut (GTM) yang dilakukan oleh anak pertama mereka, Ariendra. Dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Selasa (18/2), Alyssa mengungkapkan bahwa momen tersebut menjadi pengalaman pertama mereka sebagai orang tua yang harus beradaptasi dengan berbagai situasi baru, terutama saat memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) kepada sang buah hati.
Alyssa menceritakan, saat pertama kali memberikan MPASI kepada Ariendra, ia dan Dude menghadapi kebingungan luar biasa. Semua terasa baru bagi mereka, termasuk saat Ariendra tiba-tiba menolak makanan dengan menutup mulutnya setelah sebelumnya makan dengan baik. "Kita panik karena tidak mengerti apa yang membuat Ariendra melakukan GTM," ungkap Alyssa. Ia menambahkan bahwa sulitnya berkomunikasi dengan anak yang hanya bisa menangis dan merengek membuat proses memberi makan menjadi lebih menantang.
Kekhawatiran Alyssa sempat membuatnya berpikir bahwa Ariendra mungkin tidak enak badan. Namun, setelah menjalani pengalaman tersebut, Alyssa menyadari pentingnya mengenali berbagai faktor yang bisa memengaruhi nafsu makan anak, seperti kelelahan atau ketidakkenalan terhadap tekstur makanan baru. Berbeda dengan Ariendra, sang adik, Aulia, tampak lebih mudah diajak makan berkat suasana yang dibangun oleh Dude.
Dude Harlino juga membagikan pandangannya mengenai situasi GTM yang dihadapi mereka. Ia mengakui bahwa awalnya ia juga kesulitan memahami mengapa Ariendra menunjukkan sikap menolak makan. "Hal yang bisa saya lakukan saat itu hanya menenangkan Alyssa dan menahan rasa panik saya agar masalah tidak semakin besar," ungkap Dude. Meski demikian, keinginannya untuk terlibat aktif dalam proses tumbuh kembang anak membuatnya berusaha mencari informasi dan bertanya kepada teman-temannya yang lebih berpengalaman.
Keterlibatan aktif seorang ayah ternyata menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan selama masa MPASI. Dude menjelaskan bahwa kehadirannya di meja makan bisa memberikan suasana yang lebih menyenangkan bagi anak. "Kehadiran ayah itu sangat penting, karena ketika ibu tenang, anak juga akan merasakan suasananya," tambahnya. Pengalaman ini menunjukkan kepada mereka bahwa komunikasi dan kerjasama antara suami istri sangat krusial dalam mendukung perkembangan anak.
Berikut beberapa poin penting yang bisa diambil dari pengalaman Dude dan Alyssa dalam menghadapi GTM:
Pentingnya Komunikasi: Mengenali dan memahami penyebab GTM adalah kunci. Hal ini melibatkan diskusi antara suami istri untuk menemukan solusi bersama.
Peran Aktif Ayah: Keterlibatan ayah dalam proses memberi makan bisa membawa suasana yang lebih positif dan menyenangkan bagi anak.
Pengalaman Belajar: Setiap anak adalah unik, dan orangtua harus siap untuk belajar dari pengalaman yang telah dilewati untuk menghadapi tantangan berikutnya.
Mencari Informasi: Orang tua perlu mencari informasi lebih lanjut mengenai fase perkembangan anak, termasuk fase MPASI, untuk memberikan pendekatan yang tepat.
- Dukungan Emosional: Terkadang, anak bisa merasakan emosi orang tua. Dukungan emosional dari ayah dan ibu dapat memberikan rasa tenang dan nyaman bagi anak.
Dengan berbagi pengalaman ini, Dude dan Alyssa berharap dapat memberikan inspirasi dan dukungan bagi orang tua lainnya yang mungkin menghadapi tantangan serupa. Mereka menekankan bahwa parenting adalah proses belajar yang berkelanjutan, yang memerlukan kerjasama dan pengertian antara kedua orang tua untuk mendukung perkembangan anak.