Dunia

Durasi Puasa Terpanjang dan Tersingkat Ramadan 2025: Podme News

Ramadan adalah bulan suci yang dipenuhi dengan ritual puasa bagi umat Islam di seluruh dunia. Namun, durasi puasa ini bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi geografis masing-masing. Dalam Ramadan 2025, perbedaannya akan sangat mencolok antara negara-negara di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Di beberapa daerah, umat Muslim akan berpuasa selama lebih dari 18 jam, sementara di lokasi lain, durasi puasa bisa kurang dari 12 jam.

Mengapa durasi puasa dapat berbeda? Hal ini terkait dengan panjang siang dan malam yang bervariasi di berbagai wilayah. Negara-negara yang lebih dekat ke khatulistiwa cenderung memiliki durasi siang yang stabil sepanjang tahun, sehingga pengaruh perubahan waktu puasa tidak terlalu signifikan. Sebaliknya, negara-negara di belahan bumi utara atau selatan mengalami fluktuasi waktu siang dan malam yang dapat mempengaruhi panjang puasa selama Ramadan.

Dalam konteks Ramadan 2025, beberapa kota di belahan bumi utara akan mengalami durasi puasa terpanjang. Berikut adalah daftar lokasi dengan waktu puasa terpanjang:

– Nuuk, Greenland: 17 jam
– Reykjavik, Islandia: 17 jam
– Helsinki, Finlandia: 17 jam
– Stockholm, Swedia: 17 jam
– Glasgow, Skotlandia: 17 jam
– Amsterdam, Belanda: 16 jam
– Warsawa, Polandia: 16 jam
– London, Inggris: 16 jam
– Astana, Kazakhstan: 16 jam
– Brussels, Belgia: 16 jam

Di negara-negara tersebut, waktu berbuka puasa akan sangat larut, yang berarti umat Muslim harus memiliki ketahanan spiritual dan fisik lebih besar selama menjalani puasa. Di sisi lain, di belahan bumi selatan, umat Islam akan merasakan durasi puasa yang lebih pendek. Berikut adalah beberapa kota yang akan memiliki waktu puasa tersingkat:

– Christchurch, Selandia Baru: 12 jam
– Puerto Montt, Chili: 12 jam
– Canberra, Australia: 12 jam
– Montevideo, Uruguay: 12 jam
– Cape Town, Afrika Selatan: 12 jam
– Ciudad del Este, Paraguay: 12 jam
– Buenos Aires, Argentina: 12 jam
– Jakarta, Indonesia: 13 jam
– Brasilia, Brasil: 13 jam

Di daerah-daerah ini, umat Islam akan lebih cepat berbuka puasa dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di belahan bumi utara, yang menyiratkan bahwa ada adaptasi yang diperlukan tergantung pada waktu puasa yang lebih singkat.

Namun, bagaimana dengan umat Muslim yang tinggal di wilayah ekstrem, seperti daerah di dalam Lingkar Arktik? Di sana, fenomena alam bisa menyebabkan hari-hari di mana matahari tidak terbenam atau tidak terbit sama sekali. Dalam kondisi ini, mereka biasanya mengikuti jadwal puasa berdasarkan kota terdekat yang memiliki waktu siang malam yang normal atau mengacu pada waktu di Mekah. Hal ini menunjukkan bahwa umat Muslim di seluruh dunia, walaupun menghadapi tantangan yang berbeda, tetap berusaha untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya.

Durasi puasa selama Ramadan 2025 akan menjadi pengalaman unik masing-masing bagi umat Muslim di berbagai belahan dunia. Meskipun ada perbedaan yang mencolok dalam waktu puasa, semangat Ramadan yang mengedepankan ketakwaan, ibadah, dan berbagi dengan sesama akan tetap sama. Umat Muslim di seluruh dunia terus beradaptasi dengan kondisi lokal mereka dan berusaha menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan, menunjukkan betapa besarnya nilai spiritual dalam menjalani bulan suci ini.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button