Ekonomi Lebaran: Sektor Paling Untung Saat Ramadan 2023!

Jakarta: Setiap tahun, bulan Ramadan tidak hanya membawa berkah bagi umat Muslim, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Selama periode ini, berbagai sektor mengalami peningkatan aktivitas yang mencolok, sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat. Dengan demikian, penting untuk mengetahui sektor mana saja yang paling diuntungkan selama Ramadan serta proyeksi tren ekonomi untuk Ramadan 2025.

Sektor pertama yang diuntungkan selama Ramadan adalah sektor barang konsumsi pokok. Konsumsi rumah tangga mengalami lonjakan yang tajam, khususnya pada kebutuhan bahan pokok dan makanan siap saji. Berdasarkan data dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, para investor disarankan untuk menggali potensi saham di sektor ini menjelang Ramadan dan Lebaran 2025, berkat dukungan daya beli masyarakat yang cukup kuat. Stimulus dari pemerintah, seperti diskon tarif listrik sebesar 50 persen, berperan dalam menjaga daya beli masyarakat. Saham-saham seperti PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) diprediksi akan menikmati keuntungan yang signifikan.

Selanjutnya, sektor ritel juga mengalami dampak positif yang besar. Permintaan akan pakaian, peralatan ibadah, dan berbagai kebutuhan lainnya mengalami lonjakan. Pusat perbelanjaan serta platform toko online merespons dengan berbagai promo menarik untuk menarik minat konsumen. Selain itu, peningkatan penjualan makanan dan minuman khas Ramadan memberikan keuntungan tambahan bagi pelaku usaha ritel.

Sektor transportasi pun tidak luput dari keuntungan yang dihadirkan Ramadan. Tradisi mudik atau pulang kampung menjelang Lebaran meningkatkan permintaan akan layanan transportasi. Tiket untuk kereta api, bus, dan pesawat terjual habis jauh-jauh hari, sementara jasa transportasi online juga mengalami peningkatan permintaan, terutama untuk perjalanan jarak pendek dan pengantaran barang.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga merasakan dampak positif selama bulan suci ini. UMKM, khususnya di bidang kuliner dan kerajinan tangan, mencatat peningkatan permintaan akan kue kering, makanan khas daerah, dan produk kerajinan. Tradisi berbagi dan pemberian parsel meningkatkan penjualan mereka, sementara bazar dan pasar Ramadan menjadi platform efektif bagi UMKM untuk mempromosikan produk mereka.

Tidak kalah penting, sektor informasi dan komunikasi juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan selama Ramadan dan Idulfitri. Data Average Revenue per User (ARPU) dari dua pemain utama di sektor ini mengindikasikan peningkatan pendapatan yang jelas menjelang serta selama bulan Ramadan. Peningkatan ini dapat dipahami melalui bertambahnya penggunaan layanan komunikasi dan data, baik untuk keperluan pribadi maupun bisnis.

Secara keseluruhan, Ramadan 2025 diproyeksikan akan membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia. Sektor-sektor utama seperti barang konsumsi pokok, ritel, transportasi, UMKM, serta informasi dan komunikasi diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk meraih pertumbuhan yang signifikan. Dalam menyongsong Ramadan mendatang, peran serta masyarakat dan pelaku usaha dalam menciptakan ekosistem perekonomian yang berkelanjutan menjadi sangat krusial. Dengan memahami potensi dan peluang yang ada, semua pihak dapat bersama-sama mendukung pemulihan ekonomi dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih baik.

Berita Terkait

Back to top button