
Penemuan terbaru di dunia astronomi mengguncang pemahaman kita tentang planet di luar tata surya. Eksoplanet yang dinamakan Enaiposha, yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai “mini-Neptunus,” ternyata memiliki karakteristik unik yang mengarah pada sebutannya sebagai “super-Venus.” Penemuan ini terungkap berkat penggunaan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) untuk mempelajari planet yang berjarak sekitar 47 tahun cahaya dari Bumi ini.
Enaiposha, yang juga dikenal dengan identifikasi GJ 1214 b, menarik perhatian para astronom karena memiliki atmosfer yang sangat berbeda dari planet-planet yang kita kenal. Dengan atmosfer yang terdiri dari hidrogen, helium, air, metana, dan karbon dioksida, para peneliti mengungkap bahwa planet ini lebih mirip Venus, meskipun ukurannya lebih besar.
Atmosfer tebal yang menyelimuti Enaiposha memberikan tantangan tersendiri bagi penelitian ilmiah. “Planet sub-Neptunus adalah jenis planet paling umum yang diketahui di Galaksi Bima Sakti, namun tidak ada di tata surya kita,” ujar satu anggota tim peneliti. Dalam hal ini, Enaiposha menunjukkan karakteristik yang melanggar pola yang biasanya kita kenal. Lapisan kabut dan aerosol di atmosfernya membuat analisis langsung menjadi sangat sulit, sehingga spektroskopi atmosfer yang umum digunakan untuk menentukan komposisi gas menjadi tidak efektif.
Selain itu, fenomena kabut yang menyelimuti Enaiposha lebih kompleks dibandingkan dengan yang ada pada Venus. Dengan suhu yang lebih tinggi dan lapisan atmosfer yang menyelimuti permukaannya, para astronom menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam mencoba mengungkap misteri planet ini. “Sinyal-sinyal yang kita ambil ketika planet ini melintas di depan bintang tempatnya mengorbit memberi indikasi adanya atmosfer kaya logam, meskipun mengandung lebih sedikit hidrogen dari yang diharapkan,” ungkap peneliti tentang penemuan mereka.
Data yang diperoleh juga menunjukkan adanya kemungkinan karbon dioksida dalam atmosfer Enaiposha. Temuan ini diidentifikasi melalui analisis statistik yang cermat terhadap perubahan cahaya yang teramati saat melewati atmosfer densitas tinggi planet tersebut. “Sinyal CO2 yang terdeteksi dari studi awal sangat kecil, tetapi cukup signifikan untuk diteruskan dalam penelitian lebih lanjut,” kata Kazumasa Ohno, salah satu astronom yang terlibat dalam studi.
Dengan lebih dari 5.000 eksoplanet yang telah ditemukan hingga tahun 2024, statistik menunjukkan bahwa ada dua jenis planet yang paling umum: Super-Earths dan Mini-Neptunes. Namun, penemuan Enaiposha memberikan peluang baru dalam klasifikasi planet, mendorong beberapa ilmuwan untuk mempertimbangkan bahwa planet ini mungkin menjadi sub-tipe unik baru dalam kategori eksoplanet.
Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk memahami sepenuhnya komposisi atmosfer Enaiposha dan bagaimana ciri fisiknya berperan dalam pembentukan planet-planet serupa di galaksi lain. Temuan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan kita tentang planet-planet di luar tata surya, tetapi juga membuka kemungkinan baru dalam pencarian kehidupan di eksoplanet dengan kondisi yang sangat berbeda dari Bumi.
Dengan penemuan Enaiposha, para ilmuwan berharap bisa mengintip lebih jauh ke dalam misteri kabut langit di luar angkasa. Proses ini memberi kontribusi penting terhadap pemahaman kita tentang bagaimana planet-planet terbentuk dan bagaimana atmosfer dapat mempengaruhi potensi adanya kehidupan di luar Bumi. Sebuah langkah signifikan dalam eksplorasi luar angkasa yang menjanjikan lebih banyak rahasia yang mungkin terkuak di masa depan.