
JAKARTA – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi, fenomena baru muncul yang mengundang perhatian serius: perlindungan anak-anak dalam penggunaan perangkat digital. Pada Hari Keamanan Berinternet 2025, Google berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) meluncurkan Google Play Protect, sebuah platform yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan aman bagi pengguna di dunia maya. Acara tersebut juga menampilkan diskusi panel yang membahas tantangan dan peluang bagi anak-anak dalam menghadapi era digital.
Kepala Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik YouTube Indonesia, Danny Ardianto, menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam penggunaan teknologi digital adalah memastikan keamanan dan kesehatan bagi anak-anak. “Keamanan bukanlah tujuan akhir, melainkan fondasi penting agar penggunaan teknologi dapat berjalan sehat dan positif. Dengan fondasi keamanan, anak-anak dapat terhindar dari berbagai risiko, baik fisik maupun mental,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, muncul beberapa poin penting berkaitan dengan tantangan dan peluang yang dihadapi anak-anak di dunia digital:
Risiko Konten Berbahaya: Anak-anak sering terpapar konten yang tidak sesuai dengan usia mereka. Karenanya, penting untuk menerapkan pengawasan yang ketat.
Overstimulasi Digital: Anakanak modern sering kali terjebak dalam overstimulasi karena segala sesuatu yang ada di internet terasa instan dan mudah dijangkau.
- Peluang Edukasi: Internet juga menawarkan berbagai peluang edukatif yang dapat dimanfaatkan anak-anak, asalkan mereka bisa diarahakan ke konten yang positif.
Kehadiran infrastruktur internet yang semakin luas di Indonesia memberi kesempatan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi dunia maya. Namun, Ketua Board ECPAT Indonesia, Ahmad Sofian, mengingatkan bahwa peluang ini harus dimanfaatkan dengan hati-hati. “Kita perlu meminimalisasi akses negatif ketika anak berada dalam dunia internet yang tidak aman,” ungkapnya.
Dari perspektif orang tua, tantangan juga tercipta dalam menentukan batasan penggunaan perangkat digital bagi anak-anak. Founder Komunitas Parent Talk, Nucha Bachri, berbagi bahwa komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting. “Setiap keluarga memiliki nilai dan aturan masing-masing terkait penggunaan teknologi,” jelasnya.
Konten edukasi menjadi salah satu solusi untuk memastikan anak-anak mendapatkan informasi yang bermanfaat, bukan hanya hiburan semata. Co-Founder Kanal YouTube "Kok Bisa", Ketut Yoga Yudistira, mencatat bahwa platform seperti miliknya bertujuan untuk menyediakan konten positif yang mendidik anak-anak di luar sekolah. “Internet tidak seharusnya hanya berisi konten negatif. Kami berupaya menghadirkan video yang sesuai untuk semua usia,” jelasnya.
Dalam konteks perlindungan yang lebih luas, Google menegaskan komitmennya melalui tiga prinsip utama: melindungi, menghormati, dan memberdayakan anak-anak di seluruh Indonesia. Dalam diskusi tersebut, perwakilan Google juga memberikan penjelasan mengenai aplikasi Family Link yang memungkinkan orang tua untuk mengatur penggunaan perangkat anak.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan pentingnya penguatan regulasi untuk menjaga anak-anak dari dampak buruk internet. Dia menyoroti bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia dan ke-2 di ASEAN dalam hal kasus pornografi anak di ruang digital. Menurut survei NCMEC, meskipun 54% anak memiliki pembatasan aktivitas online, 22% di antaranya tidak mematuhi aturan tersebut.
Dalam bagian akhir, Menkomdigi menjelaskan bahwa pemerintah tengah melakukan penyusunan tata kelola perlindungan anak di dunia digital, yang sudah memasuki tahap akhir. “Langkah konkrit sedang diambil untuk memperkuat UU No. 1 Tahun 2026 tentang ITE, yang merupakan langkah awal untuk meregulasi ulang aturan-aturan yang ada,” imbuhnya.
Era digital yang penuh dengan peluang juga menghadirkan tantangan serius yang perlu dihadapi secara kolektif. Oleh karena itu, kolaborasi antara platform teknologi, pemerintah, orang tua, dan masyarakat luas sangat penting dalam menciptakan lingkungan digital yang aman bagi anak-anak.