Dunia

Erdogan: Perdagangan Turki-Indonesia Diproyeksi Rp163 Triliun!

Dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 12 Februari 2025, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan komitmen yang kuat untuk memperkuat kemitraan antara kedua negara. Erdogan menyatakan bahwa proyeksi perdagangan antara Turki dan Indonesia akan mencapai angka ambisius sebesar US$ 10 miliar, atau setara dengan Rp 163,6 triliun. Hal ini menunjukkan harapan kolaborasi ekonomi yang lebih dalam di masa mendatang.

Erdogan menekankan pentingnya hubungan bilateral ini sebagai pijakan yang solid untuk masa depan. “Kita harus berupaya untuk menyeimbangkan dan memperluas perdagangan bilateral ini untuk mencapai tujuan yang lebih besar,” ujar Erdogan. Proyeksi ini bukan hanya angka semata, tetapi merupakan langkah strategis yang ditujukan untuk membuka lebih banyak peluang bagi kedua negara dalam berbagai sektor.

Dalam kesempatan ini, Presiden Prabowo juga mencatat bahwa tahun 2050 akan menjadi tahun penting untuk hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki, mengingat peringatan seratus tahun hubungan kedua negara yang akan dirayakan pada tahun tersebut. Ia mendorong dukungan lebih lanjut terhadap kerja sama industri pertahanan yang sudah ada, sebagai salah satu kontribusi konkret dalam memperdalam hubungan bilateral.

Erdogan juga mengangkat isu kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina, menegaskan perlunya pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. “Keberadaan Palestina yang merdeka adalah prasyarat untuk stabilitas dan perdamaian di kawasan yang lebih luas,” kata Erdogan. Ia juga memuji dukungan Indonesia yang konsisten terhadap perjuangan Palestina, dan menegaskan komitmen Turki untuk bekerja sama dalam rekonstruksi pasca-konflik.

Keinginan untuk memperkuat hubungan ini terlihat dalam beberapa langkah konkret yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak. Berikut adalah beberapa poin penting yang menjadi fokus dalam kerjasama antara Indonesia dan Turki:

  1. Perdagangan Bilateral: Meningkatkan nilai perdagangan menjadi US$ 10 miliar, atau sekitar Rp 163,6 triliun.

  2. Industri Pertahanan: Memperdalam kerja sama di sektor industri pertahanan yang diharapkan dapat menciptakan lebih banyak produk dan inovasi untuk kedua negara.

  3. Dukungan untuk Palestina: Bekerja sama dalam usaha rehabilitasi dan rekonstruksi Gaza setelah serangan yang menimbulkan kerugian besar.

  4. Pertemuan Diplomatik: Mengintensifkan pertemuan antara pejabat tinggi kedua negara untuk mendiskusikan langkah-langkah operasional lebih lanjut.

  5. Diversifikasi Sektor Kerjasama: Mencari peluang baru dalam sektor seperti perdagangan, investasi, pariwisata, dan teknologi.

Momen ini juga menjadi titik tolak bagi potensi kerjasama yang lebih luas, termasuk dalam bidang keagamaan dan budaya. Kedua pemimpin menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga memperkuat hubungan masyarakat dan pertukaran budaya antara Turki dan Indonesia.

Erdogan dan Prabowo sama-sama menyampaikan pesan optimisme bahwa dengan langkah-langkah yang jelas dan komitmen yang kuat, proyeksi perdagangan ini dapat tercapai. Selain itu, mereka juga menegaskan pentingnya melibatkan komunitas bisnis kedua negara dalam upaya ini, agar semua pihak dapat menikmati keuntungan dari kerjasama yang terjalin.

Dalam perkembangan terkini, dengan adanya penandatanganan beberapa nota kesepahaman yang meliputi kerjasama di berbagai bidang, harapan untuk mencapai proyeksi perdagangan antara Turki dan Indonesia semakin dekat. Melalui langkah-langkah positif ini, kedua negara tampaknya siap untuk memasuki babak baru yang lebih produktif dan saling menguntungkan dalam hubungan bilateral.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button