
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti kondisi tiga Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam sektor galangan kapal. Dalam sebuah konferensi pers, Erick menyampaikan pandangannya mengenai perluasan efektivitas operasional ketiga perusahaan tersebut, yaitu PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, serta PT Industri Kapal Indonesia. Ia mengusulkan untuk menggabungkan ketiga BUMN ini melalui proses merger.
Dalam keterangannya, Erick mengungkapkan bahwa ketiga perusahaan tersebut saat ini berada dalam kondisi yang kurang baik. “Kita itu ada PT Dok Surabaya, ada yang bagian kapal-kapalan itu, ada tiga, kondisinya sakit. Nah ini dimerger aja. Ngapain punya tiga BUMN yang ngurusin perbaikan kapal segala,” ujarnya. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Erick berupaya untuk menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh ketiga perusahaan yang berfungsi sebagai galangan kapal tersebut.
Proses konsolidasi ini dianggap sebagai langkah strategis yang dapat mengarah kepada peningkatan kinerja setiap perusahaan. Alih-alih mengandalkan tiga entitas terpisah dengan kapasitas yang kurang optimal, merger diharapkan dapat menciptakan perusahaan yang lebih kuat dan mampu beroperasi dengan efisien. Hal ini selaras dengan tujuan pemerintah untuk memberdayakan BUMN agar lebih kompetitif dan berkelanjutan di pasar.
Rencana merger ini telah dibahas dan dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan. Menyusul persetujuan ini, Erick optimis bahwa langkah tersebut dapat segera direalisasikan. “Nah dengan undang-undang BUMN yang baru proses merger, menutup itu yang tadinya harus approval banyak menteri, sekarang nggak perlu lagi,” ia menambahkan. Demikian, proses penggabungan BUMN tidak mengalami kendala administratif yang berbelit-belit berkat perubahan regulasi dalam Undang-Undang No 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU No 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
Langkah konsolidasi tersebut juga menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat industri maritim domestik. Di tengah ketidakpastian yang dihadapi oleh industri galangan kapal global, penting bagi BUMN untuk meningkatkan sinergi dan efisiensi agar bisa bersaing. Merger ini bukan hanya bertujuan untuk menyelamatkan ketiga perusahaan yang kini berada dalam kondisi “sakit,” tetapi juga untuk memastikan keberlangsungan operasi yang lebih berdaya saing.
Sejumlah manfaat yang diperoleh dari merger BUMN galangan kapal ini antara lain:
- Efisiensi Operasional: Penggabungan sumber daya manusia dan peralatan dapat mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas.
- Penguatan Pasar: Dengan satu entitas yang lebih besar, BUMN dapat memiliki posisi yang lebih kuat dalam pasar galangan kapal.
- Inovasi dan Teknologi: Merger memungkinkan penarikan sumber daya untuk penelitian dan pengembangan, sehingga mempercepat inovasi dan adopsi teknologi yang lebih canggih.
- Penganggaran yang Lebih Baik: Pembiayaan proyek dapat dikelola dengan lebih baik dalam skala besar dibandingkan dengan tiga entitas terpisah.
- Peningkatan Kualitas Pelayanan: Dengan fokus pada satu entitas, layanan terhadap pelanggan dapat lebih diprioritaskan dan disempurnakan.
Dalam konteks kebijakan pemerintah, tindakan ini sejalan dengan upaya yang lebih luas untuk meremajakan sektor BUMN agar lebih adaptif terhadap dinamika pasar dan tantangan mutakhir yang dihadapi industri berat di Indonesia. Jika proses merger ini berjalan dengan baik, diharapkan ketiga perusahaan tersebut dapat pulih dan berkontribusi lebih positif terhadap perekonomian nasional.
Di tengah dekade perubahan industri yang cepat ini, langkah-langkah strategis seperti merger yang diusulkan Erick Thohir dapat menjadi kunci untuk menjamin kelangsungan dan pertumbuhan BUMN galangan kapal, yang pada gilirannya dapat menguatkan fondasi industri kemaritiman Indonesia ke depan.