Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir baru-baru ini menjelaskan alasan di balik perombakan jabatan penting di Perum Bulog dengan memilih seorang jenderal TNI sebagai Direktur Utama. Dalam keputusan yang tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-30/MBU/02/2025, Erick menunjuk Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya untuk menggantikan Wahyu Suparyono. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan di Indonesia.
Menurut Erick, perombakan ini tidak hanya sekadar penggantian pimpinan, tetapi juga sebagai respons terhadap rendahnya penyerapan beras yang menjadi salah satu fokus prioritas Bulog. "Di Bulog ada kebijakan 3 juta gabah yang harus diserap, tetapi data serapan yang ada masih sangat kecil. Kami perlu penyelenggaraan yang baik dan sistem pendukung yang maksimal untuk memastikan bahwa penugasan ini berjalan efektif," ujar Erick dalam pernyataan resminya di Jakarta.
Pengangkatan jenderal aktif TNI seperti Novi ini tidak luput dari perhatian dan pertanyaan publik, terutama terkait pelanggaran regulasi mengenai jabatan sipil yang bisa diisi oleh prajurit TNI. Menurut undang-undang yang ada, hanya jabatan di kementerian tertentu yang bisa diisi oleh TNI aktif, seperti Kementerian Pertahanan dan Keamanan serta lembaga-lembaga intelijen. Namun, Erick menegaskan bahwa langkah ini diambil berdasarkan kebutuhan mendesak untuk mencapai target pemerintah.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemilihan Novi Helmy Prasetya menjadi Dirut Bulog dinilai strategis:
-
Pengalaman Militer: TNI dikenal dengan disiplin dan struktur organisasi yang kuat. Pengalaman Novi sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI Angkatan Darat diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam manajemen dan operasional Bulog.
-
Fokus pada Swasembada Pangan: Penunjukan Novi juga bertujuan untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan, yang menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Erick menekankan pentingnya mengoptimalkan penyerapan gabah dari petani untuk mencegah penurunan harga gabah yang merugikan.
-
Pendekatan Strategis: Erick mengungkapkan bahwa pemilihan Novi mempertimbangkan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana Bulog beroperasi. Dengan latar belakang militer, diharapkan ada pendekatan baru dalam pengelolaan logistik pangan yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
-
Ketahanan Pangan Nasional: Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan nasional yang lebih baik, terutama di tengah tantangan global yang dihadapi oleh sektor pertanian.
- Menjaga Kesejahteraan Petani: Erick menekankan bahwa penyerapan gabah yang optimal akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Pembelian beras yang baik diharapkan dapat menghindarkan petani dari kerugian yang disebabkan oleh turunnya harga gabah.
Meskipun pengangkatan Novi sebagai Dirut Bulog menuai beberapa kontroversi, Erick berpendapat bahwa langkah ini diambil untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan yang kuat dan berpengalaman diperlukan pada saat-saat kritis seperti ini.
Novi sendiri mengungkapkan bahwa ia menerima tantangan ini dengan penuh tanggung jawab. Ia menyatakan komitmennya untuk bekerja keras dalam melaksanakan tugas sebagai Dirut Bulog demi mencapai tujuan swasembada pangan. "Saya akan bekerja sesuai arahan dan berharap bisa mempercepat pencapaian program pemerintah ini cepat tercapai," kata Novi.
Perubahan kepemimpinan ini mencerminkan fokus dan komitmen pemerintah dalam memastikan program pangan nasional berjalan efektif dan responsif, dengan harapan membawa manfaat bagi masyarakat, terutama para petani di seluruh Indonesia.