
Erupsi Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat mengejutkan warga setempat pada Jumat dini hari, 7 Maret 2023. Pada pukul 02.45 WIB, Gunung Marapi melontarkan abu vulkanik setinggi 1.200 meter di atas puncaknya atau sekitar 4.091 meter di atas permukaan laut. Fenomena ini mendapatkan perhatian serius dari tim pengamat gunung api (PGA) dan warga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.
Ahmad Rifandi, pengamat Gunung Marapi, menjelaskan bahwa kolom abu vulkanik yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah utara. Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 30,7 milimeter dan durasi berlangsung selama sekitar 2 menit dan 4 detik. Hingga saat ini, status Gunung Marapi ditetapkan pada Level II (Waspada), yang menunjukkan bahwa masyarakat perlu waspada dan berhati-hati.
Menyikapi kejadian ini, Ahmad Rifandi memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat aktivitas, yang berada di kawah Verbeek. Ini bertujuan untuk menghindari potensi bahaya akibat erupsi lebih lanjut atau fenomena vulkanik lainnya.
Dalam konteks erupsi ini, warga setempat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan. Kondisi sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi harus menjadi perhatian, mengingat ancaman yang dapat ditimbulkan oleh aliaran air dan material vulkanik.
Keprihatinan warga pun meningkat setelah kejadian erupsi ini. Widia, seorang warga Kecamatan Ampek Angkek Agam yang berusia 35 tahun, mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap dampak erupsi pada aliran sungai. “Terdengar dentuman keras. Saya khawatir erupsi ini mempengaruhi aliran sungai dari puncak karena saat ini kondisi hujan di daerah ini,” ujarnya.
Tidak hanya Widia, tetapi Rudi, seorang warga lainnya berusia 40 tahun, juga merasakan kekhawatiran serupa. Dia mengungkapkan bahwa suara letusan sempat disangka sebagai petir, hingga akhirnya menyadari bahwa itu adalah letusan Gunung Marapi. “Dari rekaman video CCTV yang beredar di media sosial sangat jelas terlihat percikan apinya. Semoga Marapi pulih kembali,” harap Rudi.
Sebagai catatan, Gunung Marapi tidak asing dengan aktivitas erupsi. Total, gunung ini telah mengalami erupsi sebanyak 407 kali sejak erupsi utama pada Desember 2023 yang merenggut 23 jiwa. Hal ini menunjukkan betapa aktifnya gunung tersebut dan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana vulkanik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta lembaga terkait lainnya terus memantau perkembangan Gunung Marapi. Masyarakat dianjurkan untuk mengikuti informasi terkini dan memperhatikan panduan yang diberikan oleh pihak berwenang. Kesadaran dan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya erupsi lebih jauh sangat penting untuk menghindari dampak yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Warga di Kabupaten Agam kini tengah berupaya untuk beradaptasi dan menghadapi situasi ini. Kesadaran akan pentingnya mitigasi risiko bencana menjadi kunci dalam melindungi diri dan lingkungan. Dengan berpegang pada informasi yang akurat dan up-to-date, diharapkan masyarakat dapat melaksanakan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.