
Jakarta, Podme.id – Dunia hiburan Tanah Air kembali dikejutkan dengan kabar penangkapan musisi Fariz RM yang ditangkap pihak kepolisian akibat dugaan penyalahgunaan narkoba. Penangkapan ini terjadi pada Rabu, 19 Februari 2025, dan merupakan kasus keempat yang menimpa pelantun lagu legendaris tersebut.
Kepala Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, mengkonfirmasi berita ini. “Iya (ditangkap karena kasus narkoba),” ungkapnya saat dihubungi awak media, menambahkan bahwa pihak kepolisian masih melakukan pendalaman lebih lanjut mengenai kasus ini. “Masih dilengkapi data dulu ya,” lanjutnya.
Kasus kali ini menambah panjang riwayat kelam Fariz RM dengan narkoba. Di bawah ini adalah rangkuman sejarah penangkapan Fariz RM yang patut dicatat:
Penangkapan Pertama: Pada 28 Oktober 2007, Fariz RM ditangkap untuk pertama kalinya. Dalam penangkapan tersebut, polisi menemukan 1,5 linting ganja seberat lima gram yang disimpan dalam bungkus rokok.
Penangkapan Kedua: Kurang dari delapan tahun kemudian, pada 6 Januari 2015, Fariz kembali ditangkap. Kali ini, penangkapannya terjadi di rumahnya di Bintaro, Tangerang Selatan. Hasil pemeriksaan urine menunjukkan bahwa Fariz positif mengonsumsi narkoba.
Penangkapan Ketiga: Penangkapan berikutnya terjadi pada 24 Agustus 2018. Fariz ditangkap di Kelurahan Pondok Aren, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, juga terkait penyalahgunaan narkoba.
- Penangkapan Terakhir: Pada Februari 2025, Fariz kembali terjerat kasus hukum yang sama, menjadikannya sebagai penangkapan keempat. Ini menunjukkan pola yang sangat mengkhawatirkan dalam perjalanan hidup dan kariernya sebagai musisi.
Fariz RM yang dikenal luas dalam industri musik Indonesia mulai kehilangan pamornya akibat serangkaian masalah hukum ini. Di tengah perjalanan kariernya yang gemilang, sering kali prestasi dan karyanya terbayangi oleh masalah pribadi yang seharusnya bisa dihindari.
Kondisi Fariz saat ditangkap pun diperlihatkan dalam beberapa rekaman yang menunjukkan dirinya mengenakan kaus sederhana dan celana panjang, dengan ekspresi wajah yang tampak lesu. Penangkapan kali ini menimbulkan simpati dari beberapa penggemarnya, tetapi juga kekecewaan yang mendalam. Banyak yang bertanya-tanya, sampai kapan dia akan terus terperosok dalam persoalan yang merugikan dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Di samping penggemar yang sedih dan kesal, beberapa rekan seprofesinya juga angkat bicara menanggapi masalah ini. Mereka menekankan pentingnya dukungan mental dan rehabilitasi bagi para penyalahguna narkoba. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa dunia hiburan seringkali memicu stres dan tekanan yang berat. Oleh karena itu, banyak yang merasa perlunya program pencegahan dan rehabilitasi untuk membantu mereka yang terjebak dalam lingkaran kecanduan.
Fariz RM bukanlah satu-satunya musisi yang terjerat masalah narkoba, tetapi kisahnya semakin mempertegas pentingnya edukasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, serta dukungan yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Penangkapan yang berulang kali ini menjadi pelajaran berharga, tidak hanya bagi Fariz, tetapi juga bagi semua yang bekerja di industri hiburan.
Sebagai catatan, penting untuk memberikan perhatian lebih kepada masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh para publik figur, agar mereka tidak merasa terjebak dalam kesedihan dan isu-isu yang membahayakan kesehatan mereka. Kini, dengan kasus Fariz RM yang kembali mencuat, harapannya adalah bisa menjadi momentum bagi perbaikan diri, baik untuk Fariz sendiri maupun untuk para penggemar dan rekan-rekannya di dunia musik Indonesia.