Hiburan

Ferry Maryadi Tak Sadarkan Diri Dalam Perjalanan Pulang RS

Ferry Maryadi, seorang artis berusia 44 tahun, mengalami pengalaman mendebarkan yang nyaris merenggut nyawanya setelah menjalani pengobatan di rumah sakit akibat kram otot. Insiden ini terjadi saat ia kembali dari rumah sakit ke kediamannya pada Oktober 2024. Kram otot yang dialaminya bermula dari pergerakan yang kurang tepat ketika ia berusaha menutup pintu sambil mengetuk pintu di sebelah.

Saat menceritakan peristiwa yang dialami, Ferry mengungkapkan rasa sakit yang luar biasa, sehingga ia tidak bisa duduk dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. “Ketawa sakit, ngejerit juga sakit. Singkat cerita dibawa ke UGD pakai ambulan dan sampai sana segala macam obat masuk,” ungkap Ferry. Kondisi awalnya setelah pengobatan terlihat membaik, dan ia sempat berbincang dengan istrinya, Deswita Maharani, saat dalam perjalanan pulang.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Sekitar 30 detik setelah berbincang, Ferry tiba-tiba tertidur dan mengorok. Deswita yang awalnya tidak curiga mengira suaminya hanya lelah. Namun, saat melihat Ferry yang berkeringat dan mengeluarkan air liur, ia menyadari ada yang tidak beres. “Mukanya udah putih dan lidahnya udah ke dalam kayak orang lagi koma dan matanya udah nutup sambil ngorok,” jelas Deswita, dengan nada panik.

Deswita berusaha membangunkan Ferry, tetapi semua upayanya sia-sia. Dalam keadaan genting, ia memukul keras bagian dada Ferry sambil berteriak memanggil namanya. “Aku ingatnya itu aku pukul dada dia sambil manggil namanya ‘Ferry Maryadi bangun’ langsung dia ada napas lagi,” ujar Deswita. Beruntungnya, usaha tersebut membuahkan hasil. Ferry akhirnya sadar setelah 5 hingga 6 menit dalam keadaan tak sadarkan diri.

Ferry menggambarkan pengalamannya saat tidak sadarkan diri sebagai pengalaman aneh. Ia merasa seolah-olah telah meninggal, terjebak dalam keadaan di mana ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. “Jadi, pas dia manggil ayah ayah itu nggak kedengeran. Tapi, pas manggil Ferry Maryadi itu suaranya kedengerannya jauh banget dan bergema,” tuturnya. Ia merasa seperti sedang tidur di bawah sinar terang yang menyilaukan, tetapi tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Saat ia bangun, ada rasa syukur bahwa ia masih hidup.

Usut punya usut, kondisi kritis yang dialami Ferry disebabkan oleh kontradiksi dari obat-obatan yang ia konsumsi. Sebelum perjalanan pulang, ia telah meminum obat dari rumah sakit sebelumnya. Menurut Deswita, kondisi Ferry saat itu memprihatinkan dan cepat menurun, yang membuatnya cemas.

Peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kesadaran terhadap efek samping obat dan cara penanganan yang tepat setelah pengobatan di rumah sakit. Ferry Maryadi kini berfokus untuk memulihkan kesehatan dan mengatasi konsekuensi dari pengalaman traumatis itu. Momen tersebut tidak hanya menjadi ujian bagi kesehatan fisiknya, tetapi juga menjadi pengalaman emosional yang mendalam bagi keluarganya.

Sesuatu yang berharga dalam momen-momen sulit seperti ini adalah dukungan dari orang tercinta. Deswita Maharani, sebagai istri dan pendamping setia, menunjukkan kepedulian dan keberaniannya ketika situasi menjadi kritis. Pengalaman ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dan kewaspadaan saat dalam kondisi kesehatan yang rentan. Dengan berbagi cerita ini, diharapkan dapat menjadi pengingat bagi semua orang untuk lebih berhati-hati dalam menjalani pengobatan dan memahami potensi risiko yang mungkin terjadi.

Intan Permatasari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button