Hiburan

Film Coto vs Konro Akhirnya Tayang di Bioskop Usai Pandemi!

Jakarta: Setelah melalui berbagai kendala yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, film "Coto vs Konro" karya sutradara Irham Acho Bahtiar akhirnya siap tayang di bioskop. Film yang telah dinanti-nanti ini akan mulai ditayangkan pada 6 Februari 2025, menjadikannya salah satu film yang dinanti di awal tahun mendatang.

Proses produksi film ini sebenarnya dimulai pada tahun 2018. Namun, situasi pandemi yang melanda Indonesia pada tahun 2020 menyebabkan penundaan dalam penyelesaian film. Irham Acho Bahtiar menjelaskan, "Kami syuting di 2018, sempat pandemi editingnya terhenti. Baru selesai dua tahun lalu dan baru akan tayang." Meskipun menghadapi tantangan yang cukup besar, pemuatan film ini menunjukkan dedikasi dan komitmen tim produksi untuk menyelesaikan karya mereka.

Xho juga menilai kehadiran "Coto vs Konro" sangat penting, terutama di tengah kondisi pasar sinema yang didominasi oleh genre horor. "Film ini memang tidak fokus pada makanannya, melainkan lebih pada kisah tentang keluarga. Sebenarnya makanan hanya sebagai saksi bisu, konfliknya ada pada pengusaha-pengusaha ini dan tentang kisah keluarga. Film bergenre komedi ini dibutuhkan di tengah film-film bertema horor saat ini," ungkapnya. Dengan pendekatan yang lebih mendalam pada hubungan antar karakter, film ini diharapkan dapat menarik perhatian penonton yang merindukan variasi dalam genre film Indonesia.

Cerita dalam "Coto vs Konro" berfokus pada warung "Coto Haji Matto" yang dimiliki oleh Haji Matto (diperankan oleh Luthfi Sato). Warung ini terkenal dengan resep turun-temurun yang menarik banyak pengunjung, meskipun ukurannya kecil. Namun, kedamaian Haji Matto terganggu ketika Daeng Sangkala (Awaluddin Tahir) datang dengan niat membeli warungnya untuk diubah menjadi franchise besar.

Konflik meningkat ketika Daeng Sangkala, setelah ditolak, membuka restoran "Konro Daeng Sangkala" tepat di depan warung Haji Matto. Perseteruan ini kian memanas, terutama setelah anak-anak mereka, Rizal (Adit Triyuda) dan Sara (Nielam Amir), mulai saling mendekat meski ada agenda khusus yang disimpan Rizal dari Daeng Sangkala.

Beberapa poin penting dari film "Coto vs Konro" yang patut disoroti antara lain:

  1. Pendekatan Tematik: Film ini menyoroti pentingnya nilai-nilai keluarga dan komunikasi dalam konteks perseteruan bisnis.
  2. Karakter yang Menarik: Konfrontasi antara Haji Matto dan Daeng Sangkala tidak hanya sekadar kompetisi dalam bisnis makanan, tetapi juga menciptakan dinamika antara generasi muda.
  3. Kekuatan Tradisi: Resep coto yang diwariskan menunjukkan pentingnya tradisi kuliner dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi identitas keluarga dan budaya.
  4. Aspek Komedi: Penggambaran komedi dalam konflik ini diharapkan dapat memberikan hiburan sekaligus refleksi bagi penonton.

"Saya berharap pesan dari film ini tersampaikan, bahwa keluarga tetap nomor satu. Mudah-mudahan film ini bisa relate, bahwa perbedaan itu wajar. Yang penting adalah endingnya. Kalau akhirnya baik, proses sebelumnya adalah kewajaran," tambah Irham.

Sebagai film drama komedi pertama yang tayang setelah masa pandemi, "Coto vs Konro" menawarkan harapan baru bagi perfilman Indonesia. Dengan meningkatnya minat penonton untuk menikmati variasi genre, film ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang menyegarkan dan penuh makna di bioskop-bioskop tanah air.

Intan Permatasari

Intan Permatasari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button