Fitri Salhuteru Ungkap Dalang Kisruh Skincare yang Mengejutkan

Fitri Salhuteru, seorang pengusaha properti dan figur publik, baru-baru ini mencuri perhatian publik dengan pernyataannya mengenai sosok yang dinilai sebagai ‘dalang’ di balik kisruh bisnis skincare yang tengah marak. Dalam unggahan Story di akun media sosialnya, Fitri ungkapkan pandangannya mengenai kehadiran individu atau kelompok yang dianggapnya berusaha menghancurkan brand skincare tertentu sebagai bentuk persaingan yang tidak sehat.

“Setelah sekian lama diam dan tidak mau ikut campur urusan skincare, saya putuskan sekarang akan ikut komentar,” tulis Fitri pada Kamis (20/3/2025). Pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya keresahan di kalangan pemilik brand skincare yang saling bersaing di pasar. Secara tegas, Fitri menyatakan bahwa ada upaya sistematis untuk menggoyahkan bisnis skincare yang dianggap saingan oleh ‘dalang’ tersebut.

Dalam penjelasannya, Fitri mengungkapkan bahwa individu yang dimaksud telah merekrut tim untuk menyerang brand-brand skincare yang memiliki penjualan baik. “Dalang membuat tim untuk menghancurkan brand yang besar penjualannya dan dianggap saingan dalang, karena penjualan produk dalang turun drastis,” ujarnya. Fitri menambahkan bahwa taktik yang digunakan termasuk menciptakan ulasan negatif yang merusak citra produk dan pemiliknya.

Lebih lanjut, Fitri menyoroti kasus dr. Reza Gladys dan Shella Saukia. Dia menilai bahwa serangan yang ditujukan kepada Reza Gladys, seperti tudingan terkait gaya hidup atau ‘flexing’, sama sekali tidak berdasar dan hanya digunakan untuk menurunkan reputasi brand tersebut. “Brand @rezagladys kesalahan dalam produk dia tidak ada sama sekali, hanya karena gaya hidup, lalu isu flexing yang dijadikan alasan,” jelasnya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa persaingan dalam industri skincare tidak hanya melibatkan produk, tetapi juga terkait dengan reputasi dan bagaimana pemilik brand dikhianati melalui taktik kotor. Fitri menjelaskan bahwa beberapa pemilik skincare lain juga terjebak dalam praktik semacam ini, namun tidak semua tertekan sebagaimana yang dialami oleh Reza Gladys.

Fitri juga memperingatkan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh berita atau ulasan yang merusak. “Intinya kalau memang mahal ya jangan dibeli atau overclaim,” ujarnya, menegaskan pentingnya sikap kritis dalam memilih produk. Dia menekankan bahwa kritik terhadap harga atau kualitas suatu brand seyogianya tidak disertai dengan penghinaan personal kepada pemiliknya.

Beberapa tudingan yang muncul, termasuk soal harga overprice produk, memang harus ditangani dengan cermat. “Lalu brand SS Skin @shellasaukia karena masalah overprice dijadikan alasan,” ujar Fitri, menekankan pentingnya untuk tidak menyerang pribadi secara langsung jika ada keberatan terhadap suatu produk.

Pernyataan Fitri juga mengarahkan sindiran kepada individu-individu yang disebutannya sebagai dalang dalam kisruh ini. “Waktu yang menjawab hasil kejahatan mereka, satu per satu dibui. Dan sekarang kebenaran terungkap walaupun mereka para korban sudah hancur,” kata Fitri, menunjukkan ketidakpuasan terhadap praktik bisnis yang dinilai curang.

Meskipun tidak merujuk secara spesifik, banyak yang menduga bahwa pernyataan Fitri ditujukan kepada Nikita Mirzani, yang sebelumnya dilaporkan oleh dr. Reza Gladys atas dugaan pemerasan. Diduga, Nikita melalui wakilnya telah memeras pemilik skincare agar tidak membocorkan informasi negatif sekaligus melindungi produk-produk buatan Reza Gladys.

Menyikapi situasi tersebut, Fitri menegaskan pentingnya bersaing secara sehat dan mendukung keberadaan brand lokal. Ia mengharapkan agar para pelaku bisnis skincare tidak terjebak dalam permainan kotor yang dapat menghancurkan sesama. “Dear dalang, kalau brand kau sudah gak laku, perbaiki, dan buat inovasi baru,” tutup Fitri, merangkum harapannya untuk masa depan industri skincare yang lebih etis dan profesional.

Berita Terkait

Back to top button