Dunia

Gembong Narkoba Terkenal Tertangkap Usai Istri Posting Foto Liburan!

SAN JOSE – Seorang gembong narkoba yang dikenal luas, Luis Manuel Picado Grijalba, berhasil dilacak dan ditangkap oleh agen pemberantasan narkoba Amerika Serikat (AS) di London. Penangkapan ini menjadi sorotan publik karena terjadi setelah istrinya mengunggah foto-foto liburan mewah mereka di berbagai lokasi di Eropa, yang tanpa sengaja mengungkapkan jejak keberadaan mereka.

Menurut laporan dari La Prensa Nikaragua, Grijalba, yang berusia 43 tahun, ditangkap di Bandara London pada bulan Desember 2024. Dia dituduh mengirimkan kokain dari Limón, Kosta Rika, ke AS. Grijalba alias Shock telah menjadi buronan Badan Pemberantasan Narkoba (DEA) AS selama beberapa bulan terkait dugaan keterlibatannya dalam perdagangan narkoba internasional. “Penangkapan ini adalah hasil dari kerja keras dan kerjasama internasional dalam memberantas kejahatan narkoba,” kata Randall Zuniga, Direktur Departemen Investigasi Peradilan (OIJ) Kosta Rika.

Sebelum ditangkap, Grijalba dilaporkan membeli tiket pesawat senilai USD 20.000 untuk menerbangkan istrinya yang berusia 32 tahun, Estefania McDonald Rodriguez, dan keluarganya ke Eropa. Mereka merencanakan liburan sekaligus merayakan Tahun Baru bersama di Inggris. Namun, rencana tersebut berujung pada penangkapan yang mengejutkan.

Rodriguez, yang diketahui aktif di media sosial, memposting berbagai momen liburan mereka, termasuk foto pasangan tersebut berpose di bawah Menara Eiffel di Paris. Foto-foto ini menjadi petunjuk berharga bagi agen DEA untuk melacak keberadaan Grijalba. “Postingan media sosial sering kali menjadi sumber informasi yang kaya bagi penegak hukum,” tambah Zuniga. Rodriguez dikenal suka berputar ke luar negeri dan berbagi setiap petualangannya ke publik, di mana dia juga memamerkan liburannya di pantai dan berpose di lokasi-lokasi penting seperti Air Mancur Trevi di Roma.

Berdasarkan laporan New York Post, agen DEA mulai melacak Grijalba sejak keberangkatannya dari Bandara Juan Santamaría di Kosta Rika. Penangkapan berlangsung setelah DEA memperoleh surat perintah internasional, dan mereka lebih memilih untuk menahan Grijalba di luar Kosta Rika, karena negara tersebut tidak mengizinkan ekstradisi warganya.

Grijalba kini menghadapi proses ekstradisi ke AS di mana dia dapat menghadapi hukuman penjara yang panjang. Jaksa Agung Kosta Rika, Carlo Diaz, menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki dakwaan terhadap Grijalba di negara tersebut. “Meskipun kami tidak memiliki bukti yang cukup untuk menuntutnya di Kosta Rika, kami tetap menghargai kolaborasi internasional dalam penangkapan ini,” kata Diaz.

Namun, meski penangkapan Grijalba dipuji, hal ini memicu perdebatan di kalangan pejabat setempat. Presiden Kosta Rika, Rodrigo Chaves Robles, mempertanyakan mengapa OIJ tidak memiliki kasus terbuka terhadap Grijalba meskipun banyak yang mengetahui aktivitas kriminalnya. “Apa yang dimiliki orang-orang asing yang tidak dimiliki OIJ? Apakah itu kesopanan?” tanyanya dengan nada skeptis.

Menanggapi kritik tersebut, Zuniga menjelaskan bahwa DEA memiliki lebih banyak sumber daya dan teknologi untuk menangkap individu berbahaya tersebut. “Investasi dan kolaborasi internasional sangat penting dalam upaya kami memberantas narkoba,” katanya.

Posisi Grijalba sebagai buronan internasional serta pengaruh dari media sosial menjadi contoh nyata bagaimana informasi digital dapat berpotensi membawa pada penangkapan. Cerita ini juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga penegak hukum dalam menangani kejahatan lintas negara, terutama di era digital saat ini, di mana satu unggahan bisa mengubah arah dari sebuah penyelidikan.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button