Gempa M5,1 Kolaka Sultra: BMKG Sebut Akibat Sesar Aktif & 125 Gempa Susulan

Gempa bumi berkekuatan 5,1 magnitudo mengguncang wilayah Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu pagi, 29 Januari 2025. Gempa ini menjadi salah satu peristiwa signifikan dalam rentetan aktivitas seismik yang melanda daerah tersebut. Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di area tersebut.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa hasil analisis menunjukkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa tersebut yang berpengaruh pada dampaknya. “Gempa ini memiliki mekanisme pergerakan turun atau normal fault, yang menunjukkan adanya aktivitas tektonik,” ujarnya. Dengan rangkaian gempa yang terjadi sejak 24 Januari 2025 dengan kekuatan M4,9, gempa M5,1 ini merupakan kejadian ke-125 dalam periode tersebut.

Daryono juga mengungkapkan bahwa dampak gempa dirasakan di sejumlah daerah sekitar Kolaka Timur. Laporan menyebutkan skala intensitas IV – V pada MMI (Modified Mercalli Intensity) untuk Kolaka Timur, dan intensitas IV MMI untuk kawasan Kolaka. Beberapa daerah lain seperti Kendari, Konawe, dan Konawe Selatan merasakan getaran dengan skala intensitas III MMI. Beruntungnya, hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Untuk mengantisipasi potensi kerugian dan menjaga keselamatan masyarakat, Daryono mengimbau warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang belum terverifikasi kebenarannya. Ia meminta masyarakat untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal mereka cukup tahan terhadap gempa, serta tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan stabilitas bangunan. “Sebelum kembali ke dalam rumah, pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarluaskan melalui kanal komunikasi resmi,” tambah Daryono.

Sejak awal tahun, kesiapsiagaan terhadap bencana alam, terutama gempa bumi, menjadi salah satu fokus utama bagi masyarakat di Sulawesi Tenggara. Berikut adalah beberapa tips yang bisa diikuti masyarakat untuk menghadapi situasi darurat seperti gempa bumi:

1. Selalu mengetahui lokasi titik kumpul dan jalur evakuasi terdekat.
2. Menyimpan barang-barang penting di tempat yang aman dan mudah diakses.
3. Menyiapkan peralatan darurat seperti senter, air bersih, alat pertolongan pertama, dan makanan tahan lama.
4. Mengikuti pelatihan atau simulasi gempa bumi untuk memahami tindakan darurat yang harus diambil.
5. Mencari informasi dari sumber yang terpercaya, terutama dari BMKG terkait peringatan gempa dan bencana lainnya.

Dengan adanya informasi yang tepat dan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan masyarakat di Kolaka dan wilayah lainnya dapat menghadapi fenomena gempa bumi dengan lebih baik. Aktivitas seismik di Indonesia, terutama di Sulawesi, memang sering terjadi mengingat posisi geologisnya yang berada pada pertemuan beberapa lempeng tektonik. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang risiko dan cara mitigasi bencana sangat penting untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Exit mobile version