
Jakarta – China baru saja membuat penemuan signifikan di bawah dasar laut dengan menggali cadangan minyak baru. Negara tersebut mengumumkan penemuan sebesar 100 juta ton minyak di lokasi yang dikenal sebagai ladang minyak Huizhou 19-6, yang terletak di Laut China Selatan. Pengumuman ini disampaikan oleh China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) pada hari Senin, 1 April 2023.
Ladang minyak ini ditemukan di kedalaman yang sangat dalam, dengan sumur uji yang berhasil menyedot ratusan barel minyak mentah. Menurut laporan, sumur penemuan HZ19-6-3 dibor hingga kedalaman 5.415 meter dan berhasil menemukan zona minyak dan gas sepanjang total 127 meter. Selama pengujian, sumur itu mampu menghasilkan sekitar 413 barel minyak mentah dan 2,41 juta kaki kubik gas alam setiap hari.
CNOOC dalam pernyataannya menyatakan, “Melalui eksplorasi berkelanjutan, volume terbukti di lapangan minyak Huizhou 19-6 telah melampaui seratus juta ton setara minyak.” Penemuan ini terjadi sekitar 170 kilometer dari lepas pantai Shenzhen yang berada di Provinsi Guangdong, di dalam Zona Ekonomi Eksklusif China. Zona ini memberi China hak khusus untuk mengeksploitasi sumber daya di perairan tersebut.
Laut China Selatan adalah kawasan yang sangat strategis dan sengit diperebutkan. Berbagai negara seperti China, Vietnam, Filipina, dan Malaysia saling mengklaim wilayah tersebut karena kaya akan sumber daya alam, termasuk cadangan minyak. Ketegangan di kawasan ini sering dipicu oleh perbedaan klaim tersebut serta kepentingan politik dan ekonomi yang bersangkutan.
Seiring meningkatnya kebutuhan energi global, penemuan sumber daya di lapisan dasar laut yang dalam semakin menjadi fokus eksplorasi. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah berinvestasi besar untuk memperluas kemampuan eksplorasi minyak dan gasnya dengan menggunakan teknologi baru yang dapat menjelajahi area yang sebelumnya dianggap tidak dapat diakses. Namun, hal ini juga meningkatkan kekhawatiran akan dampak lingkungan yang dihasilkan.
Kelompok-kelompok lingkungan mengingatkan bahwa pengeboran di kedalaman laut dapat berisiko tinggi, termasuk potensi tumpahan minyak yang dapat memengaruhi ekosistem laut dengan konsekuensi yang parah. Selain itu, peningkatan aktivitas eksplorasi minyak juga mengangkat isu tentang keberlanjutan dan dampaknya terhadap komitmen iklim global. China sendiri telah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060 dan menginginkan emisi puncak pada tahun 2030, yang mungkin terancam oleh eksplorasi dan ekstraksi besar-besaran minyak ini.
Meskipun penemuan ini menambah cadangan energi China, efek jangka panjangnya terhadap ketegangan regional dan ketahanan energi global masih perlu dipantau. Sumber daya yang ditemukan dapat memperkuat posisi China sebagai pemimpin dalam eksplorasi laut dalam, namun juga bisa memicu konflik lebih lanjut di antara negara-negara yang bersangkutan.
Perlombaan untuk sumber daya di kawasan ini jelas masih berlangsung, dan dengan penemuan 100 juta ton minyak, China semakin memperbesar ambisi dan kemampuan eksplorasinya. Bagaimana reaksi negara-negara lain dan langkah-langkah yang akan diambil oleh China ke depan menjadi pertanyaan yang menarik untuk diikuti dalam perkembangan regional dan global terkait sumber daya energi.