Google Terapkan AI untuk Prediksi Usia Pengguna, Inovasi Baru!

Google kini tengah menguji teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi usia pengguna dalam berbagai layanan, termasuk YouTube. Langkah ini diambil guna menciptakan pengalaman online yang lebih aman, khususnya bagi anak-anak dan remaja. Dalam pengumuman resmi yang diposting di blog perusahaan, Google menjelaskan bahwa AI akan digunakan untuk memperkirakan apakah seorang pengguna berusia di atas atau di bawah 18 tahun. Jika sistem mendeteksi bahwa pengguna berusia di bawah batas usia tersebut, maka akan diterapkan secara otomatis pembatasan konten dan fitur tertentu.

“Kami mulai menguji model pembelajaran mesin untuk memperkirakan usia pengguna di Amerika Serikat,” kata Jenn Fitzpatrick, SVP Tim Teknologi Inti Google dalam siaran pers yang dirilis pada Rabu (12/2). Inovasi ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam menciptakan platform yang lebih aman dan terjamin bagi anak-anak yang mengakses internet.

Salah satu fitur yang diperkenalkan dalam kebijakan ini adalah opsi pembayaran dengan ketukan untuk pengguna Android yang terdeteksi berusia di bawah batas persetujuan hukum. Mulai musim semi mendatang, orang tua dapat menambahkan kartu pembayaran ke Google Wallet anak-anak mereka, sehingga transaksi di toko dapat dilakukan dengan persetujuan orang tua. Fitur ini juga memungkinkan anak-anak untuk menyimpan kartu hadiah dan tiket acara dalam dompet digital mereka.

Dalam prosedur ini, orang tua akan diberikan pengawasan penuh, termasuk kemampuan untuk menyetujui kartu baru, menghapus kartu, dan melihat riwayat transaksi terbaru. “Kami berkomitmen untuk memberikan kontrol lebih bagi orang tua,” tambah Jenn.

Keputusan ini muncul seiring dengan meningkatnya tekanan dari regulator untuk meningkatkan keamanan anak-anak di dunia maya. Sejumlah studi menyoroti risiko yang dihadapi anak-anak saat berinteraksi di platform online, sehingga mendorong perusahaan teknologi besar untuk bertindak. Google berencana untuk memperluas penggunaan teknologi ini ke lebih banyak negara di masa depan.

Langkah Google ini bukanlah yang pertama kali diambil dalam industri teknologi untuk pengawasan usia pengguna. Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, juga telah meluncurkan fitur serupa pada September lalu untuk mendeteksi potensi pemalsuan usia oleh pengguna. Ini menunjukkan bahwa masalah perlindungan anak di internet semakin menjadi perhatian serius bagi perusahaan-perusahaan besar.

Meskipun teknologi AI menawarkan banyak potensi untuk meningkatkan keamanan pengguna, penggunaannya juga menimbulkan sejumlah tantangan. Penggunaan AI yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah privasi dan kepercayaan di kalangan pengguna. Dalam konteks ini, Google menyatakan bahwa penggunaan AI dilakukan dengan pertimbangan matang dan mematuhi regulasi yang berlaku.

Peningkatan focus pada teknologi AI ini juga sejalan dengan pergeseran yang terjadi di dalam perusahaan. Di tengah inovasi ini, Google sedang mengalami restrukturisasi besar, termasuk pemutusan hubungan kerja di beberapa unitnya. Penyesuaian ini dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan tetap kompetitif dan dapat beradaptasi dengan perubahan yang sangat cepat dalam industri teknologi yang terus berkembang.

Meskipun menerapkan teknologi baru ini, Google tetap berkomitmen untuk menjaga transparansi dan memberikan edukasi kepada pengguna, terutama orang tua, mengenai fitur dan kontrol yang tersedia. Inisiatif ini menjadi langkah penting menuju dunia digital yang lebih aman, mendorong interaksi positif, serta melindungi anak-anak dari konten yang tidak pantas dan potensi risiko lainnya.

Dengan pengembangan ini, Google menunjukkan keseriusannya dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi pengguna muda. Keberadaan fitur yang memanfaatkan AI diharapkan dapat membantu memenuhi tuntutan konsumen dan regulator demi meningkatkan keselamatan online, sekaligus menciptakan rasa aman bagi orang tua dalam mengawasi aktivitas daring anak-anak mereka.

Exit mobile version