Gubernur Sulsel Koordinasi TPID Atasi Harga Tidak Stabil

Hari pertama bertugas sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, melakukan kunjungan ke Pasar Terong dan Gudang Beras Bulog Makassar. Kunjungan ini dilakukan setelah mengikuti retreat kepala daerah di Magelang, Jawa Tengah. Dalam kunjungannya, Gubernur Sulaiman mencatat perkembangan harga beberapa komoditas pangan yang menunjukkan tren yang berbeda-beda.

Salah satu hasil pengamatannya di Pasar Terong adalah penurunan harga untuk komoditas telur, sementara harga bawang merah, beras, daging, dan minyak tetap stabil. Namun, Gubernur Sulaiman menggarisbawahi bahwa harga cabai memerlukan perhatian serius. “Hanya saja memang cabai butuh perhatian,” ungkap Sulaiman, menunjukkan keprihatinannya terhadap fluktuasi harga bahan pangan yang sering kali membebani masyarakat.

Sebagai langkah responsif terhadap situasi ini, Gubernur Sulaiman berencana melakukan intervensi untuk mengatasi fluktuasi harga. Dia menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan operasi pasar dan gerakan tanam pangan yang melibatkan keterlibatan polisi dan militer. “Kita akan melakukan pendampingan di masyarakat agar hasil pertanian bisa dikonsumsi dan dijual,” tambah Sulaiman.

Selain itu, saat melakukan pengecekan, Gubernur menemukan adanya praktik pelanggaran harga eceran tertinggi (HET) oleh sejumlah penjual. Menanggapi hal ini, Sulaiman menyatakan bahwa koordinasi dengan kepala daerah (Bupati/Wali Kota) dan pihak terkait, termasuk Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID), perlu ditingkatkan. “Kita sudah punya grup TPID, dan koordinasi kita cukup baik. Insyaallah, jauh lebih baik ke depannya,” katanya dengan optimisme.

Mengunjungi Gudang Bulog, Gubernur Sulaiman juga menyampaikan keyakinannya tentang ketersediaan pangan menjelang bulan Ramadan. Ia mengungkapkan bahwa stok beras di Bulog mencapai 184 ribu ton, dengan target total 509 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran. “Kita optimis, secara nasional kita berada di zona hijau. Lebaran aman,” lanjutnya.

Namun, Sulaiman tidak dapat mengabaikan situasi harga cabai yang terus naik. Ia mencatat bahwa harga cabai rawit telah mengalami peningkatan sebesar Rp1.000 per kilogram dalam beberapa waktu terakhir, bahkan sebelum bulan Ramadan tiba. Rata-rata harga cabai rawit di Sulawesi Selatan kini mencapai Rp66.000 per kilogram, meningkat dari harga sebelumnya yang berada di angka Rp65.000 per kilogram.

Menangani masalah harga pangan yang tidak stabil, terdapat beberapa langkah strategis yang direncanakan oleh Gubernur Sulaiman, di antaranya:

1. Melakukan operasi pasar untuk mengatasi lonjakan harga.
2. Menggandeng pihak kepolisian dan militer dalam gerakan tanam pangan.
3. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dan TPID untuk mengawasi harga HET.
4. Memberikan pendampingan kepada masyarakat agar hasil pertanian dapat dipasarkan dengan baik.

Dengan langkah-langkah ini, Gubernur Sulaiman berharap dapat mengurangi beban masyarakat terkait dengan harga pangan yang tidak stabil, terutama menjelang bulan suci Ramadan. Pemerintah daerah diharapkan aktif dalam menanggapi dinamika pasar agar ketersediaan bahan pangan tetap terjaga dan harganya tetap dalam batas yang wajar.

Ketersediaan pangan yang memadai dan harga yang stabil merupakan dua hal yang sangat penting untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Melalui upaya kooperatif antara pemerintah daerah, satuan keamanan, dan masyarakat, Gubernur Sulaiman optimis bahwa Sulawesi Selatan dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih baik.

Exit mobile version