Guru di Australia Mengaku Kucing, Heboh di Kelas Murid!

Di Australia, seorang guru di Sekolah Menengah Negeri Marsden, Logan City, Queensland, menjadi sorotan masyarakat akibat perilaku anehnya di depan murid-murid. Guru yang tidak disebutkan namanya ini mengidentifikasi diri sebagai kucing dan meminta siswa-siswanya untuk memanggilnya "Ms. Purr". Tindakan tersebut menuai berbagai reaksi dari orang tua siswa dan masyarakat luas, yang menyatakan keprihatinan tentang profesionalisme dan etika perilaku seorang pendidik.

Reaksi cepat muncul dari orang tua siswa, beberapa di antaranya mulai mengungkapkan kekhawatiran tentang perilaku guru tersebut. Banyak yang merasa bahwa tindakan guru yang mendesis ke arah siswa dan menjilat punggung tangannya sangat tidak pantas untuk lingkungan pendidikan. Salah satu orang tua mengungkapkan bahwa guru itu meminta putrinya untuk mendengkur ketika meminta permen lolipop. Selain itu, orang tua lainnya bersaksi bahwa guru tersebut akan menggeram jika siswa tidak memperhatikan di kelas.

“Dia memaksa anak-anak untuk memanggilnya Nona Purr dan kucing memekik serta menggeram ketika mereka tidak mendengarkan,” kata salah satu orang tua kepada media. Rasa frustrasi semakin meningkat ketika orang tua tersebut menambahkan, “Dia duduk di kelas dan menjilat tangannya. Benar-benar menjijikkan. Sesuatu perlu dilakukan mengenai hal ini.”

Perilaku yang dinilai tidak biasa ini pun menarik perhatian media setempat, dan informasinya dengan cepat menyebar di dunia maya. Departemen Pendidikan Queensland merespons dengan merilis pernyataan resmi yang menekankan pentingnya standar profesionalisme di sekolah-sekolah negeri. Mereka mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima laporan mengenai situasi ini dan sedang mengatasinya. Pernyataan tersebut menekankan bahwa “Perilaku ini tidak dapat diterima di sekolah-sekolah negeri Queensland.”

Anehnya, meskipun menuai banyak kritik, guru tersebut reportedly masih mendapatkan dukungan dari beberapa anggota fakultas dan serikat guru. Walaupun tidak ada keterangan resmi mengenai apakah guru itu akan tetap mengajar di sekolah tersebut, laporan lanjutan mengindikasikan bahwa dia tidak lagi bekerja di Sekolah Menengah Negeri Marsden.

Kronologis peristiwa ini menunjukkan bagaimana perilaku aneh seorang pendidik dapat menimbulkan masalah besar dan perhatian luas dari publik. Di tengahnya, ada beberapa titik yang perlu dicatat:

  1. Tindakan Aneh yang Memicu Kecaman: Permintaan untuk dipanggil "Ms. Purr" dan perilaku mendesis serta menjilat tangan sangat tidak biasa untuk seorang guru di lingkungan pendidikan.

  2. Reaksi Orang Tua: Ketidakpuasan dan kepedulian orang tua menjadi salah satu kunci utama dalam menjadikan isu ini viral. Mereka khawatir akan dampak perilaku guru tersebut pada perkembangan anak-anak mereka.

  3. Respons Pendidikan: Departemen Pendidikan Queensland menegaskan bahwa semua guru diharapkan untuk mematuhi standar profesionalisme dan etika dalam mengajar.

  4. Dukungan Internal: Meskipun banyak kritik dari publik, ada kalanya beberapa anggota fakultas dan serikat guru tetap memberi dukungan kepada guru tersebut.

  5. Polemik Berlangsung: Kasus ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana tindakan seorang guru dapat berpengaruh terhadap banyak orang dan bagaimana berbagai pihak merespons situasi yang dipenuhi dengan polemik seperti ini.

Peristiwa unik ini jelas menunjukkan bahwa terkadang di dunia pendidikan, realitas dapat jauh lebih aneh daripada fiksi, dan pentingnya menjaga standar profesionalisme di sekolah tidak bisa diabaikan. Kejadian ini juga menciptakan ruang untuk diskusi lebih lanjut tentang peran dan tanggung jawab seorang pendidik di era modern.

Berita Terkait

Back to top button