Gus Miftah Dituduh Buzzer Pemerintah: Dakwah #KaburAjaDulu?

Gus Miftah, penceramah yang dikenal luas, kembali menarik perhatian publik setelah penampilannya dalam program “Gema Ramadan” di BTV. Dalam program tersebut, ia menyampaikan dakwah dengan tema yang menjadi sorotan, yaitu tagar #KaburAjaDulu, yang telah menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Ceramahnya ini, yang tayang setiap hari pukul 04.30 WIB selama bulan puasa, menyoroti pentingnya mencintai negara sebagai bagian dari iman.

Dalam salah satu pelajaran yang diunggah melalui akun Instagram milik BTV dan @pengajiangusmiftah, Gus Miftah menekankan bahwa semangat untuk pergi dari negara ketika menemukan ketidakberesan justru mencerminkan sifat ketidakbertanggungjawaban. “Mencintai negara itu bagian dari iman. Kalau kita melihat ketidakberesan dan meninggalkan, di mana tanggung jawab kita sebagai anak bangsa?” jelasnya. Dalam pandangannya, menciptakan perubahan dan membangun bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat.

Namun, respons terhadap dakwah Gus Miftah kali ini tidak sepenuhnya positif. Sejumlah pengguna media sosial melontarkan kritik pedas dan mempertanyakan pesan yang disampaikannya. Berikut adalah beberapa tanggapan dari netizen:

1. “Mana dalilnya? Mana contohnya dalam Islam? Jangan buat dalil sendiri lah,” ujar salah satu netizen.
2. “Nah ini namanya buzzer pemerintah ya guys ya,” tulis yang lain, mengisyaratkan bahwa pernyataan Gus Miftah mungkin didukung oleh kepentingan pemerintah.
3. “Nggak usah ngomong Islam, Islammu aja dipertanyakan,” komentar pengguna lainnya, menunjukkan keraguan terhadap kesesuaian argumen Gus Miftah dengan prinsip-prinsip Islam.
4. “Jangan dengerin dia kalau bahas agama, nggak jelas siapa ini,” sindir seorang netizen dengan skeptis.

Meski menuai polemik, Gus Miftah tetap berpendapat bahwa semua anak bangsa memiliki peran dalam pembangunan negara, bukan hanya pemimpin atau pemerintah. “Bukankan membangun bangsa ini tidak hanya kewajiban pemimpin dan pemerintah, tapi semua anak bangsa dengan kapasitas dan caranya masing-masing,” ujarnya dalam program yang menyajikan ceramah dan dialog selama bulan suci tersebut.

Gus Miftah sendiri dikenal sebagai figur publik yang memiliki pengikut loyal di media sosial, dan program-program dakwahnya sering kali menciptakan perdebatan. Dalam konteks kepemimpinan dan tanggung jawab sosial, ia mengajak masyarakat untuk tidak hanya menilai dari sudut pandang negatif, tetapi berkontribusi pada perubahan.

Polemik ini menciptakan diskusi dan pro dan kontra di kalangan publik, memberikan gambaran tentang bagaimana pendapat yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh agama dapat memicu debat yang luas di masyarakat. Pesan Gus Miftah terkait dengan cinta tanah air dan tanggung jawab sebagai warga negara terus menjadi fokus perbincangan, terutama di tengah situasi sosial dan politik yang kompleks saat ini.

Dalam interaksi yang semakin dinamis antara pemimpin, penceramah, dan masyarakat, Gus Miftah menunjukkan bahwa dakwah tidak hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang memicu diskusi dan refleksi di antara pendengarnya. Dengan berbagai respons dan kritik yang muncul, penting bagi publik untuk merenungkan nilai-nilai yang disampaikan serta bagaimana mereka dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di saat-saat yang penuh tantangan seperti bulan Ramadan.

Berita Terkait

Back to top button