
Kota Haddonfield kembali menjadi sorotan setelah peristiwa mengerikan yang terjadi pada film sebelumnya. Dalam film terbaru berjudul “Halloween Ends” yang tayang pada tahun 2022, trauma yang dialami warga Haddonfield akibat pembantaian brutal oleh Michael Myers semakin mendalam. Sinopsis film ini menekankan tidak hanya pada ketegangan yang menyertai kehadiran sang pembunuh, tetapi juga pada dampak psikologis yang menghinggapi para karakternya setelah serangkaian kejadian horor yang telah berlalu.
Disutradarai oleh David Gordon Green, “Halloween Ends” merupakan penutup dari trilogi Halloween yang dimulai dengan “Halloween” (2018) dan dilanjutkan dengan “Halloween Kills” (2021). Jamie Lee Curtis kembali memerankan Laurie Strode, sosok perempuan yang selama ini berjuang melawan ketakutannya akan Michael Myers, yang kini telah hilang setelah malam mengerikan yang terjadi di kota kecil ini.
Empat tahun setelah peristiwa berdarah tersebut, Haddonfield masih merasakan getaran ketidakpastian. Masyarakat berusaha melanjutkan hidup, namun bayang-bayang meneror mereka. Laurien Strode berusaha melepaskan diri dari trauma masa lalu dengan menulis memoir yang mencerminkan pengalamannya. “Aku ingin hidup lebih tenang. Menulis adalah cara untuk mengembalikan kontrol atas ingatan-ingatan yang menggangguku,” ungkap Laurie dalam salah satu adegan film.
Sementara itu, plot film ini juga dibumbui dengan kisah seorang pemuda bernama Corey Cunningham. Dia dituduh membunuh seorang anak kecil yang sedang dijaganya, dan akibatnya, kehidupannya berubah drastis. Corey menjadi bahan olok-olokan di masyarakat, mengakibatkan dia jatuh ke dalam kegelapan. Dalam sebuah momen tak terduga, Corey bertemu Michael Myers yang bersembunyi di gorong-gorong kota, sehingga memicu kembalinya kekacauan yang selama ini diharapkan telah berakhir.
Perubahan perilaku Corey menjadi sosok pembunuh sadis menunjukkan bagaimana individu dapat dipengaruhi oleh trauma dan tekanan dari lingkungan sekitarnya. “Sangat mengejutkan bagaimana trauma dapat menyebar, dan seolah-olah menginfeksi orang-orang di sekitarnya,” kata seorang kritikus film, menyoroti tema psychological horror dalam film ini.
Kehadiran Michael Myers yang kembali mengintimidasi Haddonfield memicu ketegangan baru. Laurie Strode menyadari bahwa pertempuran terakhirnya dengan sang pembunuh berada di ambang pintu. Dalam klimaks film, Laurie bersiap untuk menghadapi Michael sekali lagi. Dengan latar belakang yang lebih kelam, “Halloween Ends” mendalami masalah mental yang timbul akibat kebrutalan dan teror yang berkepanjangan di masyarakat.
Film ini juga berusaha memberikan perspektif baru tentang bagaimana sifat jahat bisa mengalir dalam generasi yang lebih muda. Jalinan cerita yang rumit antara Laurie, Corey, dan Michael membangkitkan pemikiran mendalam mengenai dampak luka emosional dan ketakutan yang diwariskan. Akhir dari film ini diharapkan mampu memberikan penutup yang memuaskan sekaligus menggugah pemikiran tentang pentingnya penyelesaian trauma.
Dengan atmosfer yang lebih berat dan fokus pada hasil jangka panjang dari ketakutan, “Halloween Ends” menawarkan lebih dari sekadar ketegangan yang khas dalam genre horor. Film ini berusaha menegaskan bahwa meskipun teror dapat berakhir secara fisik, dampaknya tetap membekas di benak orang-orang yang hidup di Haddonfield. Penutupan trilogi ini tidak hanya menampilkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, tetapi juga mendorong penonton untuk merenungkan makna di balik luka dan ketakutan yang diderita oleh para karakter.