Dunia

Hamas Bebaskan 7 Sandera, Israel Balas dengan 110 Tahanan Palestina

Hamas dan Israel kembali melakukan pertukaran tahanan pada Kamis (30/1/2025), di mana Hamas membebaskan tujuh sandera di depan rumah almarhum pemimpin mereka, Yahya Sinwar, di Khan Younis, Gaza Selatan. Pertukaran ini merupakan gelombang ketiga yang terjadi sejak kesepakatan gencatan senjata Gaza berlaku pada 19 Januari 2025.

Dari tujuh sandera yang dibebaskan, Arbel Yehuda, seorang warga sipil perempuan Israel, menjadi salah satu yang paling diperhatikan. Dia merupakan sandera perempuan sipil Israel terakhir yang diketahui berada di Gaza. Selain Arbel, enam sandera lainnya terdiri dari satu warga Israel dan lima warga Thailand yang merupakan pekerja perkebunan. Mereka diculik oleh pejuang Gaza selama serangan yang terjadi pada 7 Oktober 2023.

Proses penyerahan berlangsung tanpa panggung, karena banyaknya massa yang berkerumun di lokasi. Para pejuang Hamas dan Jihad Islam terlihat kesulitan mencegah orang-orang mendekati area penyerahan. Para sandera dibawa menggunakan kendaraan operasional Hamas dan tiba di lokasi serah terima di pusat kota Khan Younis. Mereka diturunkan satu per satu dari mobil dan kemudian dipindahkan ke kendaraan yang telah disiapkan oleh Komunitas Palang Merah Internasional (ICRC) untuk dibawa menuju perbatasan Israel.

Sebelumnya, Hamas telah melakukan dua gelombang pembebasan sandera di wilayah Kota Gaza dan Jalur Gaza Utara. Namun, pada pertukaran kali ini, lokasi penyerahan yang dipilih di depan rumah Yahya Sinwar memberikan makna simbolis yang mendalam, mengingat Sinwar adalah sosok yang terlibat langsung dalam upaya perjuangan Hamas sebelum terbunuh dalam serangan Israel tahun lalu.

Sementara itu, sebagai imbal balik atas pembebasan sandera, Israel setuju untuk membebaskan 110 tahanan Palestina. Di antara mereka, terdapat 32 tahanan yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, serta 30 orang di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Namun, dari jumlah tersebut, sekitar 20 tahanan langsung dideportasi ke luar wilayah Palestina.

Dalam rincian lebih lanjut, 43 dari tahanan yang dibebaskan adalah anggota faksi Fatah, 24 dari Hamas, serta 19 dari Jihad Islam. Selain itu, ada pula empat tahanan dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina dan dua lainnya dari Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina.

Situasi politis dan kemanusiaan di Gaza tetap menjadi sorotan dunia, dan pertukaran ini menjadi harapan bagi banyak pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih damai. Jurnalis Al Jazeera melaporkan, “Mereka semua berada di dalam kendaraan yang kami saksikan secara langsung, menuju reruntuhan rumah Syahid Yahya Sinwar, tempat akan diadakan upacara serah terima.”

Secara keseluruhan, pertukaran tahanan ini menunjukkan kemajuan di tengah ketegangan yang berkepanjangan antara Hamas dan Israel, meskipun tantangan dan rintangan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan tetap ada. Dengan terjadi pertukaran ini, diharapkan akan semakin banyak langkah konstruktif yang diambil oleh kedua belah pihak untuk meredakan ketegangan dan menghindari kekerasan lebih lanjut di masa yang akan datang.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button