Media Rusia baru-baru ini melaporkan kisah menakjubkan tentang seorang prajurit yang dikatakan mampu bertempur meskipun mengalami cedera serius. Seorang anggota Brigade Marinir ke-155 Armada Pasifik Rusia, yang tidak disebutkan namanya, dilaporkan terus berjuang di medan perang selama seminggu setelah terkena tembakan di kepala. Situasi ini tidak hanya memunculkan kekaguman di kalangan rekan-rekannya, tetapi juga menarik perhatian luas di media.
Menurut informasi yang diperoleh, prajurit tersebut sedang bertempur melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk saat ia tertembak. Saat insiden terjadi, helm yang dikenakannya terlepas, dan ia awalnya percaya bahwa proyektil yang mengenai helmnya hanya memantul. Meskipun mengalami hematoma di atas mata kanannya yang menyebabkan matanya tertutup, ia tetap melanjutkan pertempuran, berpikir bahwa kondisinya akan membaik dengan sendirinya.
Namun, setelah mendapatkan cedera tambahan akibat pecahan peluru, prajurit itu dilarikan ke rumah sakit. Di situlah dokter menemukan fakta mengejutkan bahwa peluru senapan yang mengenai helmnya sebenarnya telah menembus tengkoraknya dan bersarang di otaknya. Sebuah pemeriksaan sinar-X mengungkapkan keberadaan peluru besar yang tertahan di dalam. Keberanian dan ketahanan pria ini menjadikannya objek pujian, dengan banyak yang menyerukan agar ia diberikan penghargaan oleh militer Rusia.
Kisah prajurit ini menambah daftar keajaiban yang ada dalam sejarah militer. Dalam sejarah, ada beberapa kasus serupa di mana individu dapat bertahan hidup meskipun mengalami cedera serius. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Jacob Miller: Seorang prajurit Perang Saudara Amerika yang selamat hidup 50 tahun setelah tertembak di dahinya. Kasus ini menjadi salah satu contoh paling terkenal tentang ketahanan manusia di medan perang.
2. John McCain: Mantan senator AS dan kandidat presiden yang ditangkap selama Perang Vietnam. Selama masa penahanannya, ia mengalami penyiksaan berat tetapi tetap dapat bertahan.
3. Pierre Gassendi: Seorang filsuf dan astronom Prancis yang juga selamat setelah tertembak 17 kali dalam pertempuran.
Kisah-kisah ini tidak hanya menunjukkan kekuatan fisik tetapi juga mental para prajurit yang terlibat. Dalam konteks pada prajurit Rusia yang disebutkan, beberapa analis menilai bahwa keberanian ini bisa jadi merupakan hasil dari latihan ketat yang diterima oleh tentara Rusia serta rasa komitmen mereka terhadap rekan sesama prajurit.
Foto-foto yang memperlihatkan helm prajurit tersebut yang rusak parah dan matanya yang mengalami pembengkakan juga mulai beredar di media sosial. Masyarakat merasa terkesan dengan kemampuan prajurit ini untuk terus berjuang meskipun dalam keadaan sangat mengkhawatirkan. Dalam kultur militer Rusia, keberanian dan kemauan untuk melanjutkan pertempuran dalam situasi yang mengancam jiwa sering kali menjadi bahan pujian dan penghormatan.
Dokter yang terlibat dalam perawatan mengatakan bahwa menemukan peluru di otak prajurit tanpa gejala selain pembengkakan pada kelopak mata adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi. Mereka menyebutkan bahwa kasus tersebut mungkin merupakan hasil dari keberuntungan atau takdir, di mana seseorang dapat bertahan hidup di tengah bahaya yang sangat tinggi.
Dalam konteks lebih luas, cerita ini menggambarkan bagaimana perang dapat membawa konsekuensi yang tidak terduga, baik bagi individu maupun bagi struktur militernya. Meskipun perdamaian seharusnya menjadi tujuan akhir setiap konflik, namun kisah-kisah seperti ini menyentuh hati banyak orang dan menjadi pengingat akan kekuatan dan ketahanan manusia dalam menghadapi kesulitan. Keberanian prajurit Rusia di Kursk menjadi inspirasi dan menambah catatan sejarah tentang daya juang manusia, meski dalam kondisi paling kritis.